Namun, pelaku tetap rutin menghubungi korban, menciptakan hubungan yang tampak “dekat” secara virtual.
Setelah kedekatan terbentuk, pelaku mulai meminta uang atau data pribadi dengan alasan meyakinkan, seperti biaya kerja atau keluarga sakit. Bahkan, beberapa meminta foto tidak senonoh untuk memeras korban.
Mira menjelaskan, korban sering kali tetap percaya meski merasa janggal karena sudah terikat secara emosional.
Baca juga: Putri Candrawathi Mainkan Ironi Viktimisasi, Pakar Psikologi: Dia Tak Punya Mindset Sebagai Korban
“Saat seseorang kesepian atau butuh validasi, logika bisa kalah,” katanya.
Ia menyarankan masyarakat lebih waspada, tidak mudah percaya, dan berkonsultasi dengan orang terdekat jika mulai curiga.