Tajukpolitik – Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menegaskan jika putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menerima pinangan Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden (Cawapres), seperti ‘kacang lupa kulitnya’.
Sebab, menurut Jamiluddin, sebagai kader partai PDIP, sudah seharusnya menolak menjadi cawapres Prabowo. Karena PDIP telah mencalonkan mantan gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (Capres).
Jamiluddin mengatakan peluang Wali Kota Solo ini menjadi cawapres terbuka lebar jika Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan gugatan uji materi UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 mengenai batas minimum usia capres dan cawapres.
Jamiluddin berpendapat anak Jokowi ini akan menerima pinangan Prabowo, jika PDIP tidak menjadikannya sebagai bakal calon wakil presiden untuk Ganjar Pranowo.
“Peluang itu akan terjadi bila PDIP tidak mengusung Gibran menjadi cawapres. Kalau ini terjadi, Gibran akan tidak punya beban meninggalkan PDIP. Sebab, ada alasan yang kuat bagi Gibran untuk meninggalkan PDIP,” ujar Jamiluddin, Rabu (11/10).
Menurutnya, akan menjadi persoalan bila tetap memilih bersama Prabowo manakala PDIP juga akan mengusungnya menjadi cawapres.
“Gibran tentunya akan mengalami masalah untuk pamit dari PDIP. Sebab, tidak ada alasan yang kuat bagi Gibran untuk meninggalkan PDIP,” tegas Jamiluddin.
Jadi, kata Jamiluddin, secara moral tidak mempunyai keberanian untuk pamit ke Megawati Soekarnoputri atau Puan Maharani.
“Karena itu, kecil kemungkinan ia berani pamit ke Megawati atau Puan secara santun atau baik-baik,” ujar Jamiluddin.
Bahkan, lanjut Jamiluddin, peluangnya mendapat stigma negatif juga akan sangat besar, jika keluar dari PDIP untuk mendapatkan kursi cawapres Prabowo Subianto.
“Gibran bisa saja akan dinilai masyarakat sebagai sosok yang tak tahu berterima kasih. Ia akan dinilai sosok yang lupa kacang akan kulitnya,” pungkas Jamiluddin.