Pemula disarankan berjalan 10 menit per sesi, lalu bertahap meningkat menjadi 15, 20, hingga 30 menit per hari sesuai kemampuan tubuh.
Frekuensi awal idealnya dua hingga tiga kali per minggu sebelum meningkat menjadi lima kali.
Konsultasi medis juga penting, terutama bagi orang obesitas dengan penyakit penyerta seperti diabetes atau gangguan jantung.
“Periksa kondisi jantung dan sendi sebelum mulai program jalan kaki. Hentikan aktivitas jika muncul nyeri dada, sesak napas, pusing, atau nyeri sendi,” jelasnya.
Bagi mereka yang mengalami masalah sendi, olahraga alternatif seperti sepeda statis bisa menjadi pilihan sementara.
Setelah kondisi membaik, jalan kaki bisa kembali dilakukan dengan intensitas ringan.
Iwan menegaskan, manfaat jalan kaki bagi obesitas bukan pada kecepatan atau jarak, tetapi konsistensi.
Dengan rutin dan bertahap, olahraga sederhana ini mampu meningkatkan kebugaran jantung, membakar kalori, dan membangun kebiasaan hidup aktif yang berkelanjutan.



