TajukPolitik – Menjadi pembicara dalam Twitter Space Rabu Biru, Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, keterlibatan anak muda dalam politik sangat penting. Namun, menurut dia meraih suara anak muda tidak cukup jika hanya dilakukan lewat sosial media.
“Kendati kita sekarang punya Twitter Space, kita punya forum atau platform media sosial lainnya, ada Instagram, ada Facebook, ada yang lain-lain. Tetapi saya merasa dan menilai tidak ada yang menggantikan pentingnya pertemuan tatap muka,” kata AHY dalam diskusi daring melalui Twitter Space @RabuBiruPDS14P, Rabu (24/5).
AHY menyatakan, kedekatan emosional dapat dijalin ketika pertemuan tatap muka dilakukan. Hal ini, kata dia yang tidak dapat diperoleh jika interaksi hanya dilakukan lewat sosial media.
“Setiap saat saya berupaya untuk menyapa generasi muda secara langsung, dialog secara langsung itu penting,” kata dia.
Kendati demikian, AHY tidak mempersoalkan pendekatan kepada anak muda yang dilakukan para tokoh politik melalui sosial media. Terlebih, ujar dia, Indonesia yang luas tak mudah dijangkau dalam kurun waktu yang cepat.
“Memang benar kita tahu bahwa ada kalanya generasi muda kita harapkan benar-benar aktif berpartisipasi terlibat secara langsung dalam proses politik,” ucap dia.
AHY menuturkan, ke depan Partai Demokrat ingin mematahkan beragam asumsi negatif yang menjadi penyebab enggannya anak muda untuk terjun ke dunia politik.
“Karena dianggap politik itu ya hanya milik mereka yang ingin mendapatkan kekuasaan, bahkan lebih buruk lagi ada yang beranggapan bahwa dalam politik itu semua hal dihalalkan, semua dibolehkan, yang tidak boleh kalau kalah,” katanya.
“Nah ini semua adalah persepsi yang harus bisa dipatahkan dan tanggung jawab kita semua para politisi termasuk Demokrat punya tanggung jawab secara moral untuk mematahkan asumsi itu, persepsi itu, stigma itu, yang menempel pada diri politisi, yang menempel pada diri partai politik, siapapun,” lanjut dia.
AHY juga menyinggung soal mudahnya media sosial dimanfaatkan untuk kepentingan negatif, tak terkecuali di dunia politik.
Mulanya, AHY menjawab pertanyaan ihwal caranya menggaet suara anak muda agar terlibat dalam politik. Kendati, komunikasi semakin mudah dengan adanya media sosial, AHY mengingatkan bahaya yang ada di media sosial.
“Kita bersyukur adanya media sosial, tetapi ingat media sosial juga sangat mudah difabrikasi,” kata AHY dalam diskusi daring melalui Twitter Space Rabu Biru, Rabu (24/5).
AHY membeberkan keberadaan buzzer politik dan uang yang meresahkan. Dia menilai buzzer dimanfaatkan untuk kepentingan tak terpuji menjatuhkan lawan politik dengan menyebar berita palsu hingga ujaran kebencian.
AHY menilai kendati ada media sosial, interaksi tatap muka serta dialog secara langsung kepada anak muda penting dilakukan. AHY berujar, sudah seharusnya anak muda dilibatkan dalam berbagai diskusi politik agar melek media.
“Oleh karena itu generasi muda yang hari ini melek dengan digital atau media sosial dan ruang-ruang digital ini harus semakin kita libatkan dalam isu narasi dan diskusi politik tentu politik kebangsaan,” ucap dia.
“Tidak harus semuanya masuk ke dalam partai politik, tetapi kita senang kalau semakin banyak masyarakat atau generasi muda yang juga bergabung ke dalam politik dan demokrat menjadi rumah yang besar,” sambung dia.