Melalui analisis gelombang seismik dari gempa bumi periode 1990–2021, para peneliti menemukan bahwa sekitar tahun 2009, rotasi inti dalam mulai melambat drastis hingga mencapai titik jeda.
Setelah itu, inti dalam diperkirakan mulai berputar ke arah sebaliknya. Fenomena ini diduga bagian dari siklus osilasi 60–70 tahunan, yang kemungkinan pernah terjadi pada awal 1970-an.
Para ahli menjelaskan pergerakan tersebut dipengaruhi dua gaya besar: torsi magnetik dari arus logam cair di inti luar dan tarikan gravitasi tidak merata dari mantel Bumi.
Interaksi kedua gaya inilah yang menggerakkan inti dalam maju-mundur secara periodik.
Kendati perubahan ini penting bagi pemahaman geofisika, dampaknya pada kehidupan sehari-hari hampir tak terasa.
Perubahan panjang hari hanya terjadi dalam hitungan milidetik, sementara fluktuasi medan magnet tetap berada dalam batas alami.
Baca juga: Rotasi Alami Percepatan pada 5 Agustus 2025, Hari Ini Waktu di Bumi Lebih Cepat dari Biasanya
Temuan ini menegaskan bahwa Bumi adalah sistem dinamis yang terus berevolusi—bukan pertanda kehancuran, melainkan proses alam yang telah berlangsung sejak miliaran tahun lalu.



