TAJUKNASIONAL.COM – Setiap tanggal 1 Agustus, dunia memperingati Hari Kanker Paru Sedunia sebagai momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kanker paru.
Tahun 2025, peringatan ini kembali menjadi pengingat akan besarnya ancaman penyakit yang kini menempati posisi teratas sebagai penyebab kematian akibat kanker secara global.
Meski di negara-negara maju seperti Amerika Serikat angka kejadian menurun berkat edukasi dan regulasi tembakau, kondisi berbeda terjadi di negara berkembang.
Indonesia, misalnya, masih menghadapi tantangan serius, mulai dari rendahnya kesadaran deteksi dini, tingginya angka perokok aktif dan pasif, hingga keterbatasan layanan skrining.
Menurut laporan Translational Lung Cancer Research, sekitar 90 persen kasus kanker paru berkaitan langsung dengan tembakau, termasuk paparan asap rokok pasif.
Namun, faktor risiko lainnya juga turut berperan, seperti polusi udara, paparan bahan kimia berbahaya, serta faktor genetik.
Baca juga: 5 Aktivitas yang Bisa Mencegah Kanker, Apa Saja?
Isu yang menjadi sorotan tahun ini adalah peningkatan kasus kanker paru pada perempuan dan non-perokok, terutama di Asia.
Faktor lingkungan dalam rumah tangga, seperti asap dari bahan bakar padat untuk memasak, juga menjadi penyumbang utama risiko.