Senin, 10 Maret, 2025

Hanya Mencari-cari Kesalahan Anies, PKS Sebut Polemik Renovasi JIS Sarat Nuansa Politis

Tajukpolitik – Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, menilai polemik renovasi JIS atau Jakarta International Stadium sarat nuansa politis.

Menurut Mardani, publik bisa melihat, menilai dan juga memilah kelebihan dan kekurangan dari JIS.

Mardani juga mengajak agar Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA yang melakukan inspeksi, bukan para pejabat pemerintahan ataupun PSSI.

“Ajak saja FIFA untuk inspeksi. Simpel. Sekalian menjadi penilaian fair kualitas JIS,” kata Mardani, Sabtu (8/7).

Mardani mengatakan dalam kesempatannya bertemu dengan capres Anies Baswedan beberapa waktu lalu, JIS merupakan karya anak bangsa dan bukan milik Anies

“JIS itu bukan miliknya tapi milik Indonesia. Jika mau direnovasi silahkan tapi jangan kesusu dan menghakimi biarkan FIFA yang menilai,” tutur Mardani.

Menurutnya Indonesia memiliki stadion lainnya yang sebaiknya berikan kepada FIFA untuk menilai. Ketika hal itu dilakukan maka saat ada perbaikan kita harus legawa melakukan pembenahan.

“Jika harus ada perbaikan ikuti saja,” sambung Mardani.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron menilai polemik renovasi JIS yang dibesar-besarkan merupakan kemunduran dalam demokrasi.

“Saya juga merasa prihatin dengan situasi demokrasi saat ini, seperti mundur ke orde baru, bahkan cenderung menggunakan cara orde lama,” kata Herman.

Herman menyebut Sikap mencari celah keburukan pihak lain termasuk dari prestasi dan karya Anies Baswedan mencerminkan kemunduran dalam menciptakan persaingan yang sehat.

“Semua karya dan prestasi anies baswedan selalu di cari-cari kesalahan dan kelemahan. Kalau publik menilai bahwa sepertinya ada skenario menjatuhkan Anies, sutradara sudah mulai bekerja, dan para pemeran utama dan figuran mulai diperankan, termasuk JIS dipermasalahkan,” jelas Herman.

Di sisi lain, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mendorong pemerintah untuk tidak mengulangi kegagalan yang sama.

Polemik JIS tersebut membuktikan pemerintah lebih fokus menggunakan kesempatan ini untuk kepentingan politik dibandingkan memajukan sepakbola Indonesia.

“Kali ini jangan sampai gagal ataupun bermasalah yang ternyata sepak bola usia 17 ini lebih banyak dipakai untuk kepentingan atau nuansa politisnya. Bukannya untuk memajukan persepakbolaan Indonesia dan memulihkan citra jelek Indonesia akibat gagal melaksanakan piala dunia U-20,” jelas Herzaky.

Herzaky menilai fokus pemerintah dalam mempermasalahkan rumput di JIS dinilainya hanya membuang waktu, yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan sederhana dan cepat tanpa membawa kehebohan.

“Jangan ini dijadikan panggung atas aksi kepentingan politik partisan atau kelompok tertentu,” ucap Herzaky.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini