Tajukpolitik – Anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, menanggapi santai olok-olokan gedung DPR/MPR di Google Maps.
“Nikmati aja. Buktikan dengan kinerja. Dan sebar terus kasih sayang bagi rakyat,” ujar Mardani kepada wartawan, Senin (3/7).
Mardani menyebut yang terpenting baginya tetap memperjuangkan Undang-Undang (UU) yang pro rakyat. Dia yakin setahun ke depan akan ada perubahan.
“UU yang pro-rakyat dan anggaran yang menguatkan SDM, plus pengawasan yang tajam pada pemerintah. Saya yakin setahun ke depan akan berubah,” kata Mardani.
Untuk diketahui, sebelumnya ramai Gedung DPR/MPR RI ditandai menjadi berkonotasi olokan di Google Maps. Nama-nama bernada olokan itu bisa dilihat di bagian direktori.
Dilihat di Google Maps pada Senin (3/7) per pukul 13.00 WIB, direktori penamaan Gedung DPR/MPR RI di Google Maps memuat sejumlah nama lain seperti ‘Kebun Binatang Terbesar di Asia’, ‘Sampah Negara’, dan ‘Banteng Tidur’.
Respons yang sama santainya dengan PKS juga telah disampaikan PPP. Anggota Komisi III DPR Fraksi PPP, Arsul Sani menilai olokan nama gedung DPR di google maps sebagai ‘kenakalan’ demokrasi.
“Di negara demokrasi ekspresi-ekspresi seperti itu kan bukan hal yang luar biasa. Dianggap sebagai bagian dari ‘kenakalan’ dalam demokrasi. Karena itu kalau buat saya ekspresi-ekspresi tidak usah direspons dengan kemarahan,” ujar Arsul kepada wartawan.
Aksi mengolok-olok kantor wakil rakyat tersebut hendaknya bisa menambah semangat para wakil rakyat untuk terus berbuat kepada rakyat. Semoga saja menjadi pemicu untuk lebih memperhatikan rakyat lagi.
Kata-kata seperti ‘Peternakan Tikus’, ‘Tikus Berdasi’, dan ‘Pemberantas Tikus’ merupakan kata-kata yang harusnya dijadikan semangat untuk anggota dewan agar terus membuktikan kinerja mereka kepada masyarakat.