Tajukpolitik – Aktivis Kolaborasi Warga Jakarta, Andi Sinulingga, mengatakan tren penurunan elektabilitas Ganjar Pranowo tidaklah mengherankan.
Sebab, kata Andi, belakangan Gubernur Jawa Tengah ini banyak mendapat sentimen negatif dari publik, salah satunya imbas penolakan keikutsertaan tim sepak bola Israel di Piala Dunia U-20 yang berakibat dibatalkannya Indonesia menjadi tuan rumah.
Melihat penurunan elektabilitas tersebut, Andi mengatakan bahwa dari dulu Ganjar itu tidak sekuat yang dicitrakan oleh para penjual jasa survei.
“Dari dulu saya yakin bahwa Ganjar itu tidak sekuat yang dicitrakan oleh para penjual jasa dukungan politik bertopeng tukang survei plus pengamat politik itu,” tegas Andi, Kamis (13/4).
Andi menegaskan, opini yang selama ini dibangun bahwa hanya Ganjar yang bisa mengalahkan Anies Baswedan tidak sepenuhnya tepat. Ternyata, kata dia, kader PDIP itu cukup rapuh karena didukung barisan swing voter.
“Mereka-mereka itu adalah yang selama ini penikmat kekuasaan dan partikelir politik yang tak percaya diri bergerak tanpa dukungan dari kekuasaan negara,” pungkasnya.
Untuk diketahui, dalam survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 31 Maret sampai 4 April 2023 menunjukkan ada tren penurunan elektabilitas Ganjar Pranowo. Dalam rilis hasil survei, Minggu (9/4) lalu, elektabilitas Ganjar sebesar 19,8 persen, turun dari survei Februari 2023 lalu yang mencapai 27,1 persen.
Adapun, saat ini Ganjar Pranowo disebut-sebut sebagai salah satu calon presiden (capres) yang konsisten berada di tiga besar hasil survei. Selain Ganjar, ada nama Prabowo Subianto dan Anies Baswedan yang justru menunjukkan tren kenaikan disaat elektabilitas Ganjar mengalami penurunan.
Penurunan elektabilitas ini juga membuat peluang Ganjar semakin sulit untuk menjadi kontestan sebagai capres pada pemilihan presiden (pilpres) tahun 2024 mendatang.