Executive Director Prasasti, Nila Marita, menekankan pentingnya ruang dialog kebijakan yang inklusif dan berorientasi solusi.
“Kekuatan ekonomi kreatif nasional berakar pada keragaman lokal, talenta daerah, dan ekosistem kreatif dari berbagai wilayah di Indonesia,” ujarnya.
Berdasarkan kajian Prasasti, ekonomi kreatif mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,69 persen, dengan nilai ekspor menembus 12,89 miliar dolar AS, melebihi target 2025.
Burhanuddin Abdullah, Board of Advisors Prasasti, menambahkan bahwa kekayaan budaya orisinal Indonesia menjadi diferensiasi kuat di tengah persaingan global.
Acara dilanjutkan dengan diskusi panel menghadirkan perspektif pemerintah, industri, dan masyarakat sipil, yang dipandu Piter Abdullah, Policy and Program Director Prasasti, serta dihadiri jajaran pimpinan Kementerian Ekraf dan berbagai asosiasi kreatif.
Dengan sinergi kebijakan, talenta, dan ekosistem kreatif daerah, sektor ekonomi kreatif diharapkan terus menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus kebanggaan Indonesia di panggung global.



