Potensi penjualan diperkirakan mencapai Rp 200 juta untuk transaksi B2C dan Rp 2–3 miliar untuk peluang deal proyek.
Sementara itu, ATF 2025 digelar pada 2-6 Desember 2025.
Dari program Akselerasi Kreatif (AKTIF) Film dan Animasi, enam IP terpilih, termasuk Kamarong, Kwartet: Watu Jiwo Series, dan Galeo of SeaWalkers untuk animasi, serta Komik Jagoan, Pelabuhan Berkabut, dan Bong untuk film, akan mempromosikan karya mereka sekaligus berjejaring secara global.
Menurut data Bea Cukai, ekspor subsektor penerbitan pada semester pertama 2025 mencapai 4 juta dolar AS, sedangkan investasi di film, animasi, dan video menembus Rp 600 miliar.
Dukungan pemerintah pun terbukti meningkatkan potensi pendapatan kreator Indonesia.
Ketua AKSI, Sunny Gho, mengapresiasi langkah ini karena membuka akses pasar dan peluang kolaborasi internasional.
Kemenekraf berharap keikutsertaan kreator Indonesia di SGCC dan ATF 2025 tidak hanya menghasilkan kontrak internasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kreativitas dunia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.



