Poin kedua menyangkut komunikasi publik.
Dino menilai Menlu Sugiono belum cukup aktif menjelaskan arah kebijakan luar negeri kepada masyarakat.
Minimnya pidato kebijakan dan wawancara mendalam dinilai dapat melemahkan pemahaman publik serta kepercayaan mitra internasional terhadap posisi Indonesia.
Kritik ketiga berkaitan dengan relasi Menlu dengan para pemangku kepentingan hubungan internasional, termasuk akademisi dan organisasi masyarakat.
Dino menyebut kurangnya respons terhadap undangan dialog berpotensi merusak kepercayaan dan dukungan yang selama ini menjadi kekuatan diplomasi Indonesia.
Terakhir, Dino mendorong agar Menlu lebih terbuka terhadap kolaborasi dengan organisasi masyarakat dan akar rumput.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah dan masyarakat sipil merupakan kunci keberhasilan politik luar negeri.
Ia berharap masukan tersebut dapat menjadi bahan refleksi agar diplomasi Indonesia tetap kuat dan relevan di tengah dinamika global.



