TAJUKNASIONAL.COM – Croissant kini menjadi salah satu pastry paling populer di Indonesia.
Roti berlapis khas Prancis ini dikenal karena bentuknya yang menyerupai bulan sabit, serta teksturnya yang khas: renyah di luar namun lembut berlapis-lapis di dalam.
Tekstur istimewa croissant berasal dari adonan berlapis yang mengandung mentega, tepung terigu, air, ragi, gula, dan garam.
Kombinasi bahan sederhana itu menghasilkan rasa ringan, aroma harum, sekaligus cita rasa elegan yang membuatnya digemari banyak orang.
Meski identik dengan Prancis, asal usul croissant ternyata berkaitan erat dengan sejarah Austria.
Dilansir dari guide.horego.com, banyak sejarawan makanan menyebut roti ini berawal dari Wien (Vienna) pada abad ke-17.
Saat pasukan Ottoman mundur dari pengepungan kota pada 1683, para prajurit Austria menemukan adonan berlapis bernama kipferl.
Bentuk bulan sabit pada kipferl kemudian dijadikan simbol kemenangan Eropa atas Ottoman.
Kisah croissant berlanjut ketika Maria Antoinette, putri Austria, menikah dengan Raja Louis XVI dari Prancis pada abad ke-18.
Melalui pernikahan itu, kipferl diperkenalkan ke Prancis dan berkembang menjadi croissant seperti yang dikenal sekarang.
Kini, croissant tak hanya menjadi bagian dari kuliner Prancis, tetapi juga diadaptasi oleh berbagai negara.
Di Amerika Serikat, croissant sering diisi ham, keju, atau telur. Di Jepang, pastry ini hadir dengan rasa unik seperti matcha.
Sementara di Korea Selatan, croissant dipadukan dengan isian kacang merah yang khas.
Di Prancis sendiri, croissant hadir dalam beragam varian, mulai dari cokelat hingga almond.
Popularitasnya yang mendunia membuat pastry ini tak sekadar makanan, tetapi juga simbol kelezatan dan kreativitas kuliner lintas budaya.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI