Industri tersebut kini menyerap 3.500 tenaga kerja tetap, bahkan meningkat hingga 6.000 pekerja saat musim panen.
Iftitah menilai, investasi harus berjalan beriringan dengan pemberdayaan masyarakat lokal agar manfaat ekonomi benar-benar dirasakan.
“Kita tidak ingin masyarakat lokal tersingkir dari kampungnya sendiri akibat lahan industri,” tegasnya.
Kementerian Transmigrasi juga menggandeng sejumlah investor asing, di antaranya LX International asal Korea Selatan yang menanamkan investasi senilai Rp1,2 triliun di kawasan transmigrasi Maloy-Kaliorang, Kalimantan Timur.
Selain itu, kerja sama dengan Wuhan Guoying Seed Co., Ltd. asal Tiongkok tengah dijajaki untuk membangun desa pariwisata berbasis industri pertanian.
Program ini diharapkan mampu mendorong ekonomi daerah agar tumbuh inklusif dan berkelanjutan.



