Tajukpolitik – Pengamat Politik dari Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah, mengatakan kemenangan Prabowo-Gibran bukan karena bansos atau bantuan sosial, tapi karena narasi keberlanjutan yang dikampanyekan.
Hal tersebut ia sampaikan menanggapi pernyataan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD yang melontarkan bantuan sosial (Bansos) yang dilakukan pemerintah Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satu instrumen kemenangan paslon 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Insan mengungkapkan agar analisis politik bansos yang sering disebut sebagai politik gentong babi itu harus disertai bukti-bukti yang valid.
“Isu ini sebaiknya memang diproses di ranah hukum dan jangan sampai dimanfaatkan untuk kepentingan elite politik tertentu,” kata Insan dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (2/4).
Menurut Insan, tim paslon 02 sudah kuat di narasi keberlanjutan program-program Jokowi tanpa harus memakai Bansos sebagai instrumen politik.
“Secara demografi, politik gentong babi bagi-bagi bansos tidak dapat diterapkan di kalangan yang lebih terdidik. Faktor kemenangan tim Prabowo-Gibran lebih karena narasi keberlanjutan atas program-program Jokowi dan kampanye-kampanye digital yang kreatif. Cara ini sangat efektif karena popularitas Jokowi yang masih tinggi,” jelas Insan.
Untuk diketahui, sebelumnya ekonom senior, Faisal Basri yang menjadi ahli dalam sidang lanjutan sengketa Pilpres 2024 dari pasangan Amin di Mahkamah Konstitusi (MK), Senin (1/4).
Dalam keterangannya, Faisal mempresentasikan mengenai bansos jelang Pemilu 2024 dilakukan secara ugal-ugalan untuk memenangkan paslon 02 Prabowo-Gibran layaknya seperti Pork Barrel politics atau politik gentong babi yang terjadi di Amerika Serikat (AS).
Menanggapi itu, pengamat politik dari FHISIP Universitas Terbuka, Insan Praditya Anugrah mengungkapkan agar analisis politik gentong babi itu harus disertai bukti-bukti yang valid.
“Isu ini sebaiknya memang diproses di ranah hukum dan jangan sampai dimanfaatkan untuk kepentingan elite politik tertentu,” ujar Insan dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (2/4).
Menurut Insan, tim paslon 02 sudah kuat di narasi keberlanjutan program-program Jokowi tanpa harus memakai Bansos sebagai instrumen politik.
“Secara demografi, politik gentong babi bagi-bagi bansos tidak dapat diterapkan di kalangan yang lebih terdidik. Faktor kemenangan tim Prabowo-Gibran lebih karena narasi keberlanjutan atas program-program Jokowi dan kampanye-kampanye digital yang kreatif. Cara ini sangat efektif karena popularitas Jokowi yang masih tinggi,” jelas Faisal.
Sebelumnya, Faisal Basri membeberkan Bansos ugal-ugalan mirip dengan Pork Barrel Politics.
“Jadi secara umum Pork Barrel Politics ini di negara-negara berkembang wujudnya berbeda, karena pendapatan ya masih rendah, angka kemiskinan yang tinggi di Indonesia. Memang mereka lebih sensitif, tentu saja terhadap pembagian-pembagian sejenis Bansos,” kata Faisal di MK, Jakarta, Senin (1/4).