Sebaliknya, wilayah selatan Indonesia akan mengalami penurunan curah hujan yang signifikan, memicu risiko kekeringan ekstrem.
“Cuaca ekstrem basah akan menjadi kenormalan baru. Curah hujan ekstrem semakin sering, intensitasnya meningkat, dan durasinya lebih panjang,” ujar Dwikorita.
Ia juga mengingatkan bahwa tren peningkatan suhu sudah terlihat.
Pada Maret lalu, BMKG mencatat anomali suhu global tahun 2024 mencapai 1,55 derajat Celcius.
Sejak 1980, kenaikan suhu berlangsung jauh lebih cepat, menjadikan dekade terakhir sebagai periode terpanas dalam sejarah.
Baca juga: Musim Hujan Tahun Ini Lebih Panjang, BMKG Imbau Masyarakat Waspada
Dwikorita menegaskan, tanpa upaya serius dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, dunia akan menghadapi konsekuensi berat berupa banjir besar, kekeringan panjang, dan ketidakstabilan ekosistem yang mengancam keberlangsungan hidup manusia.
