“Mari kita maju bersama-sama karena menyatukan layanan kesehatan dan pariwisata, kita bisa membangun negara Indonesia yang lebih kuat dan lebih sehat, dan juga negara yang lebih maju,” kata Menkes.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan bahwa pembangunan infrastruktur Indonesia harus berorientasi pada inklusivitas dan ketangguhan, termasuk dalam sektor kesehatan dan pelayanan dasar.
Dengan pertumbuhan populasi yang signifikan, kata Menko AHY, kebutuhan dasar masyarakat seperti perumahan, pendidikan, layanan kesehatan, dan lapangan kerja akan terus meningkat dan harus dipenuhi melalui infrastruktur yang merata dan berkeadilan.
“Ini berarti kebutuhan terhadap perumahan, pendidikan, layanan kesehatan, dan lapangan kerja yang terus meningkat secara signifikan harus terpenuhi,” ujarnya.
Konferensi ICI 2025 dihadiri oleh jajaran Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, Duta Besar negara-negara sahabat, anggota DPR/MPR dan DPD RI, para Gubernur dan Wakil Gubernur, Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Bupati dan Wakil Bupati, serta delegasi, para pemimpin dunia usaha, dan mitra pembangunan dari lintas negara.
Konferensi infrastruktur pertama berskala internasional di Indonesia ini dihadiri 7.000 peserta lebih dari 33 negara partisipan, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan.
ICI 2025 akan menjadi panggung penting bagi kolaborasi internasional, dengan kehadiran berbagai investor dan lembaga pembiayaan terkemuka, seperti Macquarie (Australia), GIC (Singapura), World Bank, International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan The Asia Group.