Tajukpolitik – Gejolak geopolitik di Timur Tengah terus memanas telah menciptakan ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan global. Hal ini tentu saja membuat khawatir semua orang.
Melihat kondisi tersebut, Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Mukhtarudin, mendesak pemerintah untuk memperkuat ketahanan ekonomi dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) guna mengantisipasi tekanan global.
Mukhtarudin menekankan pentingnya optimisme dalam menghadapi tantangan ini, namun tetap dengan kewaspadaan.
“Kita harus optimis memperkuat SDM yang kita miliki sebagai persiapan menghadapi tantangan tersebut. Ini adalah sebuah keniscayaan,” ujar Mukhtarudin pada Minggu (26/5).
Ia menyoroti dampak kenaikan suku bunga, harga minyak, pelemahan nilai rupiah, dan terganggunya rantai pasok.
Menurutnya, ketidakstabilan geopolitik global ini berpotensi mengganggu aktivitas perdagangan, meningkatkan harga komoditas, dan menyebabkan krisis energi berkepanjangan.
Anggota Badan Anggaran DPR RI ini menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi global masih belum sepenuhnya pulih.
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 dan 2025 akan tetap melambat, berada pada kisaran 3,2 persen.
Dalam situasi ini, Mukhtarudin berharap pemerintah dapat memperkuat ketahanan perekonomian nasional untuk mengurangi ketergantungan pada ekonomi global, khususnya dari negara-negara maju.
Mukhtarudin menekankan bahwa penguatan ketahanan ekonomi tidak hanya bergantung pada kemampuan membangun daya saing, tetapi juga pada kemandirian ekonomi bangsa.
“Perekonomian Indonesia harus tumbuh lebih tinggi dan inklusif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan,” pungkas Mukhtarudin.
Dalam menghadapi gejolak geopolitik ini, pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Penguatan SDM dan kemandirian ekonomi menjadi kunci untuk menghadapi tantangan global dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan bagi Indonesia.
Untuk itu, pemerintah harus mewaspadai gejolak politik yang terjadi pasca situasi Timur Tengah yang memanas.