Pada masa kariernya, 10 Agustus 2017, AHY mendirikan The Yudhoyono Institute, sebuah lembaga think tank yang berlandaskan pada tiga pilar utama yaitu kebebasan (Liberty), kesejahteraan (Prosperity), dan keamanan (Security). AHY menjabat sebagai Direktur Eksekutif lembaga tersebut.
Melalui The Yudhoyono Institute, AHY aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti diskusi meja bundar (roundtable discussion), Dialog Rakyat untuk menyerap aspirasi masyarakat, serta memberikan kuliah umum di berbagai kampus dan institusi pendidikan di seluruh penjuru Indonesia, mulai dari Banda Aceh hingga Jayapura.
Selain itu, AHY juga mendirikan AHY Foundation, sebuah organisasi yang berfokus pada isu-isu sosial dan kemanusiaan, khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, serta penanganan bencana.
AHY Foundation turut berperan dalam menyalurkan bantuan untuk korban bencana, seperti banjir di Pacitan dan Gunung Kidul, serta bencana erupsi Gunung Agung di Bali, gempa di Lombok, dan bencana di Palu.
Pada 17 Februari 2018, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, menetapkan AHY sebagai Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) untuk menghadapi Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.
Melalui peran ini, AHY dipercaya memimpin strategi pemenangan Partai Demokrat dalam dua agenda politik besar tersebut. Hasilnya, pada Pemilu Legislatif 2019, Partai Demokrat berhasil memperoleh 10.876.507 suara atau sebesar 7,77 persen, melampaui berbagai prediksi survei sebelumnya.
Menjadikan Indonesia sebagai negara yang kuat, sejahtera, demokratis, dan inklusif tanpa meninggalkan prinsip-prinsip moralitas publik dan kemanusiaan.
Visinya tidak hanya berhenti pada pencapaian politik sesaat. Dalam banyak kesempatan, termasuk kuliah umum dan forum internasional, AHY menekankan pentingnya kepemimpinan yang berkarakter, berintegritas, dan responsif terhadap tantangan zaman.
Ia percaya, generasi muda harus memiliki ruang untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa, dan negara harus hadir secara adil bagi semua golongan.
AHY mulai menerjemahkan visinya dalam program konkret, termasuk memperjuangkan akses perumahan layak bagi masyarakat rentan, mendorong pembangunan yang tangguh terhadap perubahan iklim, serta mendorong kerja sama transnasional dalam pembiayaan pembangunan berkelanjutan, seperti yang ia sampaikan dalam forum BRICS Ministerial Meeting di Brasília, Juni 2025 lalu.
Namun, banyak yang meyakini bahwa AHY menyimpan harapan untuk berkiprah lebih jauh di panggung politik nasional, bahkan disebut-sebut sebagai calon presiden masa depan. Meskipun belum pernah secara jelas menyatakan pencalonan, setiap langkah yang ia tempuh dari pendidikan hingga karier militer dan politik, menunjukkan persiapan jangka panjang untuk memimpin Indonesia di level tertinggi.
Bagi AHY, politik bukan sekadar soal kekuasaan, melainkan panggilan untuk melayani.
“Indonesia harus dipimpin oleh mereka yang tidak hanya pintar, tapi juga punya hati untuk rakyatnya,” ujarnya dalam salah satu kuliah umumnya.
Hal yang menunjukan bahwa dimasa depan AHY siap untuk berkontribusi besar pada kemajuan Indonesia.
Baca dan Ikuti Media Sosial Tajuk Nasional, KLIK DISINI