Oleh: D. R. Setya Budi
*Aktivis PDPR (Pembasisan Demokrasi dan Partisipasi Rakyat)
Sebagai bangsa yang merdeka, kita bangga memiliki founding fathers seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir dan Agus Salim, yang bisa membawa Indonesia berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan bangsa-bangsa lainnya.
Sudah saatnya Indonesia kembali menunjukkan wibawanya ke masyarakat dunia. Kita butuh pemimpin yang bisa mengembalikan posisi Indonesia diperhitungkan dalam percaturan dunia.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat adalah jawaban dari itu semua. AHY merupakan salah satu anak bangsa yang telah teruji.
Lihat saja kapasitasnya yang bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah dengan para mantan pemimpin dunia dalam forum Club de Madrid, di Berlin beberapa waktu lalu. Â AHY duduk bersama, saling bertukar pikiran dengan sekitar 40 mantan pemimpin pemerintahan dari negara-negara yang demokratis.
Ketika wawancara dengan Miranti Hirschmann, wartawan DW usai pertemuan Club de Madrid kali ini berlangsung di Berlin dari 31 Oktober sampai 1 November 2022, AHY menjelaskan posisi yang perlu diambil Indonesia dalam situasi politik global menghadapi pergeseran geostrategis baru dari era perang dingin, di mana terbentuk blok-blok ekonomi maupun kekuatan adidaya baru seperti Cina dan India.
Menurut AHY, Indonesia harus tetap berada pada posisi ataupun pendekatan politik bebas aktif. Menjaga dynamic equilibrium, keseimbangan dinamis di kawasan. Untuk mencapai itu semua, dibutuhkan kepiawaian dalam berdiplomasi. Soft power, leadership, juga visioner, adalah kunci menjaga keseimbangan.
Indonesia sebagai emerging power, menurut AHY harus punya sikap dan leadership yang bisa mengatakan: jangan sampai kita kembali ke masa masa seperti perang dingin.
Demikian juga halnya ketika AHY menghadiri undangan pemerintah Australia dalam program Special Visit. AHY mampu merangkum utuh persoalan-persoalan mendasar yang dihadapi dunia dalam krisis multidimensi yang berada di depan mata.
Bersama Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, AHY berdiskusi tentang isu geopolitik dan agenda global, serta peluang dan kerja sama hubungan bilateral Indonesia dan Australia.
Berdasarkan pandangan objektif pengamat, dihadapan mantan kepala negara lainnya AHY diakui mampu menyodorkan opsi-opsi solusi yang fundamental serta praktis untuk menyelamatkan dunia dari krisis multidimensi.
Sudah saatnya kita berpikir ulang tentang kepemimpinan nasional berikutnya, dan AHY adalah jawaban dari itu semua.