Tajukpolitik – Pertemuan 5 ketum parpol yang akhirnya mewacanakan pembentukan koalisi besar beberapa waktu lalu merupakan keinginan dari Presiden Jokowi.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, dalam diskusi detikcom X Total Politik yang berjudul ‘Koalisi Besar vs PDIP, Anies Melenggang?;, Selasa (4/4).
Ia pun memberikan analisisnya soal kenapa hanya 5 ketum parpol yang bertemu. Adi menilai ada keinginan partai pro pemerintah untuk berjalan tanpa Nasdem.
“Soal koalisi besar itu terutama sepertinya ada keinginan dari partai pro Jokowi itu memang poros ini ingin berjalan tanpa Nasdem. Jadi mereka ingin menyatukan kekuatan politik supaya dalam pilpres itu mereka kuat betul melawan koalisi perubahan,” jelas Adi.
Di sisi lain, Adi menilai ada campur tangan Jokowi dibalik pertemuan 5 parpol itu. Adi mengatakan justru Jokowi lah yang mengumpulkan kelima parpol tersebut. Kehadiran PDIP menurutnya, tidak diharapkan.
“Kedua saat bersamaan koalisi besar ini, bisa dibaca sebagai sikap politik Jokowi, saya justru melihat dari jauh jangan-jangan kumpul di kantor PAN itu keinginan Pak Jokowi, PDIP memang diundang, tapi rasa-rasanya tidak diharapkan hadir juga,” katanya.
“Sepertinya begitu, karena kalau dilihat suasana batinnya, presiden itu tidak nyaman, tidak happy terutama adanya pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah U20, itu pukulan betul,” sambungnya.
Adi menilai Jokowi ingin menyampaikan bahwa masih memiliki 5 partai yang solid mendukungnya jika tidak lagi dianggap oleh PDIP.
“Pesan yang ingin disampaikan kalau Jokowi tidak lagi dianggap oleh PDIP di masa akhir jabatannya, tapi Jokowi bisa bicara kepada 5 parpol yang saat ini solid mendukung Jokowi yang kemungkinan akan membentuk poros besar itu,” ungkap Adi.
Meski begitu, lanjut nya, kelima partai politik ini juga harus menjaga sikap dengan Jokowi dan PDIP. Adi menyebut hal ini lah yang menjadi kerumitan bagi kelima parpol tersebut.
“Yang agak rumit adalah ketika poros besar ini terbentuk tanpa PDIP, partai partai politik di dalamnya pasti tidak nyaman, karena di satu sisi harus jaga hubungan baik dengan Jokowi tapi pada saat bersamaan harus menjaga hubungan baik juga dengan PDIP sebagai partai pemenang pemilu,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, kelima ketum parpol yang bertemu adalah Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum PPP Mardiono, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto.