TajukPolitik – Belakangan ini Kepala Desa Pepe, Ngawen, Klaten Jawa Tengah, Siti Hibatun Yulaika menjadi sorotan usai menangis lantaran rumahnya dirobohkan untuk pembangunan jalan tol Jogja-Solo.
Bahkan kini, Kepala Desa Pepe tersebut kabarnya tinggal di tenda lantaran hanya dibayar 1 Miliar untuk mencari tempat tinggal baru.
Padahal sebelumnya, Kepala Desa Pepe tersebut dinjanjikan uang ganti rumah sebesar 10 M.
Kabar mengenai kondisi Kades Pepe yang saat ini tinggal di sebuah tenda dibagikan oleh akun Instagram @kabarnegri, Selasa (16/5).
Dalam video singkat tersebut, tampak sebuah tenda berwarna merah berdiri di atas bekas runtuhan rumah warga yang sudah digusur.
Perekam video tersebut mengatakan bahwa tenda tersebut merupakan tempat tinggal dari Kades Pepe yakni Siti Hibatun Yulaika.
Diketahui, Kades Pepe tersebut terpaksa tinggal di tenda berwarna merah itu karena rumahnya digusur untuk proyek jalan tol Jogja-Solo.
Adapun alasan Siti Hibatun Yulaika memutuskan tinggal ditenda itu lantaran biaya ganti rugi yang tidak sesuai untuk mencari tempat tinggal baru.
Sebab Kades Pepe tersebut sebelumnya dijanjikan uang 10 M namun ternyata Siti Hibatun Yulaika hanya mendapat 1 Miliar saja.
Bersama warga, dirinya menuntut uang ganti rugi serta tempat tinggal sementara yang dijanjikan Pemkab Klaten jauh sebelum penggusuran dilakukan.
Sebab, nilai ganti rugi yang diberikan kepadanya tak sesuai harapan.
Selain itu, tawaran tempat tinggal sementara yang dijanjikan oleh tim eksekusi lahan hanya sebatas janji.
Warga terdampak pembangunan Tol Solo-Jogja katanya belum memiliki tempat tinggal.
Sehingga, mereka pun mendirikan tenda di atas reruntuhan rumah mereka.
“Ada yang tanya katanya sudah ada tawaran tempat tinggal, padahal tidak ada,” ucapnya.
Menurut Siti, secara prinsip, dirinya mendukung proyek tol Solo-Yogyakarta tersebut.
Namun ia hanya meminta transparansi pengukuran nilai ganti rugi yang ditetapkan.
“Saya mendukung karena ini untuk kepentingan umum.”
“Cuma hak kami ya dipenuhi,” terangnya.
Pernyataan Siti merujuk keterangan Sekretaris Daerah Kabupaten Klaten, Jajang Prihono.
Jajang sebelumnya menyatakan Pemkab Klaten akan terus menjalin komunikasi dengan berbagai pihak terkait terkait penyediaan tempat tinggal sementara bagi warga yang kena penggusuran.
“(Karena) sampai saat ini dari Diperwaskim (Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman) belum ditembusi,” ucap Ajang dikutip dari Tribun Solo pada Senin (8/5/2023).
“Karena itu saya minta bu camat, Perwaskim bersama Satpol-PP segera cek bersama terkait lokasi untuk tempat tinggal sementara yang warga terdampak,” jelasnya.