TajukNasional Langkah Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni yang merekrut sebelas kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke dalam Tim Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030 menuai kritik tajam dari berbagai pihak.
Pengamat politik Faizal Assegaf menuding keputusan tersebut sebagai bentuk kolusi dan nepotisme.
“Raja Juli selaku Menhut tertangkap basah melakukan kolusi berjamaah dengan politisi PSI,” tegas Faizal melalui akun X miliknya pada Senin (10/3).
Faizal menyebut para kader PSI yang direkrut sebagai “kawanan hyena lapar” yang hanya ingin menguras uang rakyat melalui pembagian jabatan di pemerintahan.
Ia juga menuding bahwa praktik ini mencerminkan politik yang kotor dan tidak beretika.
“Kawanan hyena lapar hasil ternakan Mulyono tampil rakus menguras uang rakyat dengan modus bagi-bagi jatah jabatan,” sindir Faizal.
Ketua Umum Partai Negoro itu bahkan menyebut bahwa PSI adalah partai yang dibina oleh Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, dan menilai bahwa praktik ini mencerminkan sistem politik yang memalukan.
“Kalian layak diangkut oleh rakyat dan dibuang ke kebun binatang,” tambahnya.
Struktur Tim FOLU Net Sink 2030 yang menuai polemik ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 32/2025. Dalam keputusan tersebut, tercatat bahwa 11 kader PSI mendapat posisi di tim tersebut.
Di antara mereka, Andy Budiman menjabat sebagai Dewan Penasehat, Kokok Dirgantoro sebagai anggota bidang Pengelolaan Hutan Lestari, serta Endika Fitra Wijaya sebagai Staf Kesekretariatan bidang Pengelolaan Hutan Lestari.
Selain itu, Sigit Widodo, Rama Hadi Prasetya, dan Furgan Amini Chaniago turut menduduki posisi penting dalam berbagai bidang di tim tersebut.
Nama lainnya termasuk Nandya Maharani Irawan, Andi Syaiful Oeding, Yus Ariyanto, Nurtanti, dan Suci Mayang Sari yang juga menempati posisi di berbagai sektor strategis dalam tim tersebut.
Hingga kini, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni belum memberikan tanggapan resmi terkait kritik yang dilontarkan terhadap keputusannya tersebut.