TajukNasional Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menegaskan bahwa kader Partai Demokrat harus mengutamakan kepentingan negara dan rakyat sebelum memprioritaskan kepentingan partai.
Pernyataan ini disampaikan saat ia bertemu dengan 38 ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrat di kediamannya, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/2).
“Ada nilai-nilai sejarah yang ingin saya sampaikan agar perjuangan Partai Demokrat ke depan tetap berorientasi pada negara dan rakyat. Jangan dibalik, negara dulu baru partai, country over party,” ujar SBY dalam pertemuan tersebut.
Dalam kesempatan itu, SBY juga mengingatkan bahwa rumahnya di Cikeas memiliki nilai sejarah penting bagi Partai Demokrat.
Tempat tersebut menjadi saksi perjuangan awal partai hingga berkembang seperti saat ini.
“Saya ingin Anda semua berada di rumah perjuangan ini, tempat bersejarah bagi Partai Demokrat. Sebelum acara resmi dimulai, saya ingin menjelaskan kepada para pemimpin dan kader utama Demokrat tentang rumah ini, Pendopo Cikeas, dan dua bilik yang saat ini menjadi tempat kita berkumpul,” kata SBY.
Pernyataan SBY ini muncul di tengah dinamika politik yang berkembang di Tanah Air.
Beberapa pihak menganggap ucapannya sebagai sindiran terhadap Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang sebelumnya melarang kepala daerah dari PDIP untuk mengikuti retret yang diinstruksikan Presiden RI Prabowo Subianto.
Larangan tersebut tertuang dalam surat Nomor 7294/IN/DPP/II/2025 yang dikeluarkan pada Kamis (20/2/2025).
Dalam surat tersebut, Megawati meminta kepala daerah yang diusung PDIP untuk menunda keberangkatan mereka ke Magelang dalam agenda retret pada 21-28 Februari 2025.
Penundaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan situasi politik nasional, khususnya setelah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas dugaan suap dan perintangan penyidikan kasus Harun Masiku.
“Kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk menunda perjalanan ke Magelang. Jika sudah dalam perjalanan, diminta untuk berhenti dan menunggu arahan lebih lanjut dari Ketua Umum,” demikian isi surat yang ditandatangani Megawati.
Dinamika politik yang terus berkembang ini menunjukkan bagaimana strategi dan manuver partai politik dalam menghadapi berbagai tantangan, baik secara internal maupun eksternal.