TajukPolitik – Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu, menyebut Menteri BUMN, Erick Thohir, merupakan anak emas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tak hanya itu, beber Said Didu, kementerian yang dipimpin Erick Thohir menjadi satu-satunya kementerian yang memiliki dua wakil menteri.
Menurut staf Khusus Menteri ESDM 2014-2016 ini, mungkin karena Erick Tohir merupakan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 lalu.
“Saya melihat bahwa Menteri BUMN (Erick Thohir, red) ini betul-betul anak emasnya presiden (Jokowi,red), mungkin karena dia ketua tim sukses dulu. Dan satu-satunya Kementerian yang wakil menterinya dua adalah Kementerian BUMN,” beber Said Didu, dikutip tajuknasional.com dari Kanal YouTube MSD, Rabu (22/2).
Ketua Umum Alumni IPB periode 2008-2013 ini menilai, Erick Thohir akan menyerahkan persoalan yang menghadapi tekanan maupun sorotan publik kepada wakil menterinya.
“Hampir semua urusan-urusan yang menghadapi tekanan publik itu diserahkan kepada wakil menteri. Menterinya sibuk di ATM, sibuk di jalan sehat, sibuk di organisasi keagamaan, sibuk di olahraga. Sehingga masalah itu diserahkan ke wakil menteri. Jadi kalau diserang publik, untuk menghindari itu. Jadi betul betul beliau (Erick Thohir, red) anak emas,” jelas Said Didu
Pengamat Kebijakan Publik Gigin Praginanto, mendadak menyinggung sejumlah perusahaan plat merah BUMN yang memiliki utang jumbo dengan nominal puluhan hingga ratusan triliunan.
“Utang terus menggelembung padahal sudah berulangkali disuntik dana segar milik rakyat yang diambil lewat APBN,” ujar Gigin dikutip dari unggahan twitternya, @giginpraginanto (21/2/2023).
Gunjang-gunjing soal utang tersebut, Gigin kemudian menyentil soal hidup mewah para direksi dan komisaris BUMN.
“Sementara itu para elit di BUMN, terutama direksi dan komisaris, hidup bergelimang kemewahan,” tukasnya.
Sebelumnya, sejumlah perusahaan plat merah membukukan utang dengan nominal puluhan hingga ratusan triliunan.
Utang tersebut diketahui telah dicatatkan sejak beberapa tahun lalu hingga saat ini.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, mengaku total utang perseroan hingga 2022 mencapai Rp1.640 triliun. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yakni Rp1.580 triliun. Sementara PT KAI (Persero), Sejak 2020, KAI memiliki utang sebesar Rp15,5 triliun.