TajukPolitik – Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu kritisi Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko yang mengaku enggan mengganti diorama atau alat peraga bertuliskan lini masa sejarah riset di Indonesia, yang nihil nama teknokrat B.J. Habibie.
Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu menyebut ada upaya menghilangkan sejarah.
Said Didu pun menegaskan bahwa upaya itu terkait sosok utama di balik pembuatan pesawat N-250 Gatotkaca yakni B.J. Habibie.
“Mereka memang mau menghilangkan sejarah ttg Habibie,” ujar Said Didu dikutip tajukPolitik.com dari akun Twitter pribadi miliknya, Senin (13/2).
Sementara itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko justru mempertanyakan nihilnya nama B.J. Habibie karena diorama tersebut sudah berumur 2 tahun.
Seperti diketahui ada sebuah panel berjudul ‘Sejarah Riset dan Inovasi Indonesia’ yang menghiasi lobi utama kantor BRIN, Jakarta. Desainnya berpola tugu merah putih berderet dengan ketinggian beragam.
Dari jauh terlihat jelas dua foto animasi Presiden pertama RI Sukarno dan Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Sisanya, logo besar G20 dan tulisan-tulisan soal runutan sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) RI.
Masalahnya, tak ada nama Habibie di panel sejarah itu. Tak ada pula keterangan yang menautkan namanya dengan pesawat produksi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).
Padahal, Presiden ketiga RI itu menjadi sosok utama di balik pembuatan pesawat N-250 Gatotkaca.
Memang, ada foto seorang pria dengan gaya klasik hitam putih berkostum jas di bagian paling kiri panel. Ia sedang berpose agak menyamping sambil memegang pesawat miniatur.
Jika diperhatikan baik-baik, sosok ini adalah Habibie saat masih muda.
Dalam kesempatan terpisah Handoko menampik hilangnya nama B.J Habibie di diorama itu. Menurutnya, hal itu sudah digantikan dengan foto Habibie saat masih muda.
“Wah kata siapa? Lha gambar orang paling kiri dan paling gede itu Pak BJH sedang pegang pesawat,” kata Handoko, sambil menautkan emoji tertawa.
Ia menilai peran Habibie tak lepas dari perjalanan dia menjadi ilmuwan. Lewat beasiswa yang diinisiasi Habibie, eks kepala LIPI ini mengaku mendapatkan beasiswa hingga S3 di luar negeri.
“Saya juga banyak terlibat di Habibie Center sampai sekarang,” ujarnya.
Dalam keterangan tertulis, BRIN juga menyebut nama Habibie diabadikan untuk Kawasan Administrasi (KA) BRIN di Jl. M.H. Thamrin, Jakarta.
Selain itu, nama penggagas pesawat terbang made in Indonesia N-250 tersebut diabadikan sebagai identitas Kawasan Sains dan Teknologi (KST) terbesar BRIN di Serpong, yaitu KST B.J. Habibie.