TajukPolitik – Kepala Baddiklatda DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Ardi Wirdamulia menganggap penjelasan Staf Khusus (Stafsus) Kementerian Keuangan, Prastowo Yustinus soal utang luar negeri Indonesia sebagai jawaban atas kritik Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hanya mencari pembenaran.
“Seperti biasa, kalau dikritik tentang utang maka jawabannya selalu soal pandemi. Padahal, dari 2014 sampai 2019, rasio utang terhadap PDB itu udah naik dari 24% ke 30%. Udah ugal”an juga. Pandemi itu KESEMPATAN buat ngutang lebih ugal”an,” ujarnya dalam akun twitter pribadinya yang dikutip tajuknasional.com Senin (23/1).
Sekadar tanggapan. Biar ngga gampang dibuai oleh propaganda. https://t.co/OV38JfJOQK
— Ardi W (@awemany) January 23, 2023
Pria yang akbrab dengan sebutan Awemany tersebut menjelaskan, dari anggaran PEN 2020 yang 695 T itu, untuk kesehatan cuma 87 T (12.5%) dan perlindungan sosial 203 T (29%). Jadi sisanya sektor usaha/ ekonomi. Di tahun 2021 kesehatan memang naik jadi 30% (198 T dari 658 T). Perlindungan sosialnya turun ke 25% yang besar tetap usaha/ekonomi.
“Dari sini aja kita tahu fokus pikirannya rezim ada di mana waktu pandemi. Bukan di kesehatan. Bukan di perlindungan sosial tapi di soal ekonomi/usaha. Angggaran itu ngga bohong. Dia mencerminkan apa yg dianggap paling penting,” ujarnya.
“Hipokritnya, @prastow ini nuduh orang ahistoris dan nirkontek. Tapi chart yg diambil ahistoris dan nirkontek juga. Untuk negara” dengan rasio tax-pdb yg tinggi, ya wajar aja kalau utang/pdb nya tinggi. Ngga ada pandemi, utang/pdb kita ya lebih kecil,” lanjutnya.
Awemany anggap twit terakhir Prastowo ngga ada malunya. Menurutnya dalam 3 tahun itu pemerintah nambah utang sebesar 2.775 T. Perlu ditanya dalam sejarah bangsa ini kapan ada rezim yang utang segitu banyaknya? Udah gitu, utang itu lebih gede pula dari belanja publiknya. Shame!
“Saya kira itu tweet terakhir. Ternyata masih lanjut. Dan masih dengan argumen yg mengada”. Realisasi defisit 2022 yg dibawah target diklaim sebagai pruden. Lha? Pruden itu waktu RENCANA dong. Ngga mampu merealisasikan program itu ya bodo. Bukan pruden,” jelas Ardy
“Udah gitu minta dipuji pula waktu realisasi utangnya lebih kecil dari rencana. Lha wong realisasinya juga ngga 100%. Apa yg mau dipuji? Rencananya yg terlalu ambisius dan ngga pruden. Efisiensi dari hongkong,” lanjutnya.
Dirinya menjelaskan realisasi utangnya di tahun 2022 berkurang 27%. Tapi rasio utang/pdb nya cuma berkurang 1% lebih dikit. Artinya ya utang itu memang ngga terlalu proporsional pada PDB. Dengan kata lain, utang ugal”an. Walaupun negara bukan orang, tetap saja mesti dipikirin bayarnya gimana? Tax rasio makin turun dan debt rasio makin naik kok disuruh tenang” saja.
“Ya sebagai tukang pupur @prastow memang bisa ngomong apa aja. Tapi mari kita budayakan rasa malu dan tanggung jawab pada rakyat. Indonesia ini ngga baik” saja. Red flag nya udah banyak yang jatuh. Tanpa perubahan dan perbaikan kita bisa jadi negara bangkrut. Tabik!” tukasnya.
Staf Khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo buka suara dalam menanggapi kritik soal utang pemerintah yang menumpuk dan cadangan devisa menipis dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Yustinus dalam Twitter pribadinya, @prastow, menuturkan kritik dari AHY perlu dihormati. Sayangnya kritik AHY ahistoris dan hanya terjebak pada angka-angka, bukan kondisi faktual di lapangan.
“Tentu kritik seperti yangg disampaikan Mas @AgusYudhoyono ini harus dihormati. Kita berterima kasih. Ini tanda demokrasi berdenyut karena ruang perbedaan dirawat. Sayang kritik @PDemokrat ahistoris, terjebak pada angka, bukan kondisi faktual yang dinamis. Di situ esensinya. Kita bahas,” cuit Yustinus, Senin (23/1/2023).