TajukPolitik – Ahli hukum tata negara sekaligus pengamat politik, Refly Harun berharap teguran Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri soal isu pemilihan Presiden 3 Periode bisa menyadarkan Presiden Jokowi.
“Megawati menegur Presiden Jokowi agar selesai ngomong soal kemungkinan tiga periode dan perpanjangan masa jabatan dan mudah-mudahan ini mengakhiri spekulasi ya,” kata Refly melansir dari youtube channelnya, Rabu (11/01).
Refly Harun menganggap teguran Megawati tersebut bisa menghilangkan pikiran dan keinginan tiga periode ataupun perpanjangan masa jabatan.
“Mungkin saja ada keinginan seperti itu, tetapi saya rasa akan berhadapan dengan gelombang massa yang akan protes besar-besaran. Jadi hilangkanlah, buanglah pikiran itu karena akan menyebabkan perpecahan dan terjadi gelombang protes,” tambahnya.
Termasuk juga kata Refly jika itu dalam konteks ini adalah ide selain Pemilu 2024.
“Jadi kalau misalnya ada ide-ide lain, alangkah baiknya kita diskusikan pasca Pemilu 2024 karena ini sudah masuk tahapan, termasuk ide tentang nasib konstitusi kita ke depan,” tambah dia.
Seperti diketahui, di hadapan Presiden Joko Widodo, Mega secara blak-blakan tidak menghendaki adanya isu 3 periode tersebut.
Hal tersebut ia sampaikan pada ceremony HUT PDIP ke 40, di JIExpo Kemayoran, Jakarta Utara, Selasa (10/1) lalu.
“Mungkin saya sudah ada di awang-awang. kalau kita berpegang pancasila, lalu turun ke UUD 45, kita sepakat jika kalau sudah ada pemilu, mbok yo sudah dijalankan dengan baik,” ucapnya.
Ia pun menambahkan jika selama ini ia susah payah untuk menjalankan Republik ini selama berpuluh-puluh tahun.
“Susah payah loh kita ini menjalankan agar republik ini utuh, kedua jika memang sudah memutuskan bersama ya sudah, ayo jalan,” ucapnya.
“Kalau sudah dua kali ya maaf, ya dua kali saja, Pak Jokowi kalau gak pinter ngapain saya jadiin,” tegasnya.
Pidato Megawati Soekarnoputri yang mengasihani Jokowi dinilai sebagai sikap yang mempermalukan kepala negara. Hal ini diungkap Pegiat media sosial (Medsos) Lukman Simanjuntak.
Ia menilai cara bercanda Megawati tersebut jadi bentuk konsistensi posisinya sebagai ketua partai ke Jokowi. Dengan demikian, kata Lukman, anak Soekarno ini cuma menganggap Jokowi sebagai petugas partai saja.
Menurut saya sih Mega benar-benar konsisten perlakukan Jokowi sebagai petugas partai dalam acara HUT PDIP ke-50,” tulis Lukman di akun Twiternya pada Selasa (10/1).
“Jabatan sebagai presiden enggak halangi Mega untuk mempermalukan Jokowi,” katanya.