TajukPolitik – Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan, pembangunan gedung-gedung yang digarap swasta di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan mulai terlihat pada Januari 2023.
Hal tersebut ditanggapi Said Didu melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Said Didu menyinggung ucapan Jokowi yang pada kenyataannya tidak sesuai.
Said Didu pun mempertanyakan perihal kepercayaan pada Jokowi.
“Masih percaya? Skrg sdh Januari,” ujar Said Didu dikutip tajuknasional.com dalam akun Twitter pribadi miliknya, Selasa (10/1)
Sementara itu, Jokowi juga menegaskan bahwa progres infrastruktur seperti pembangunan bendungan, pengembangan lahan, serta akses jalan berjalan dengan baik.
“Land development untuk kementerian, untuk gedung wakil presiden, untuk gedung presiden, semuanya sudah saya lihat dalam proses persiapan-persiapan. Pembangunan infrastruktur jalan juga sudah dimulai, utamanya yang jalan tol dari IKN ke Balikpapan. Saya kira ini progres yang baik,” tutur Jokowi.
Selain menyebutkan soal gedung-gedung IKN yang bakal terlihat pada Januari 2023, Jokowi mengharapkan bahwa hal itu akan menjadi pusat perekonomian baru.
“Nanti bisa kita lihat di bulan Januari insyaallah kalau bukan hanya gedung-gedungnya pemerintah, tetapi private sector, sektor swasta, investor, PPP (public private partnership) sudah pada masuk dan mulai. Ini yang nanti akan menggeliatkan IKN betul-betul sebagai pusat perekonomian baru dan kita harapkan ini terus bergerak,” tandas Jokowi.
Sebelumnya aktivis Mujahid 212 mengatakan, Presiden Jokowi menambah perbendaharaan kebohongan dengan menyebut Januari 2023 gedung-gedung di IKN sudah terbangun.
“Jokowi menambah menambah kebohongan dengan menyebut Januari 2023 gedung-gedung IKN sudah terbangun. Memasuki Januari 2023 gedung-gedung di IKN tidak nampak sekali,” kata aktivis Mujahid 212 Damai Hari Lubis, Ahad (1/1).
Menurut Damai, pembangunan IKN terlihat dipaksakan saat negara tidak mempunyai uang. “Selain negara yidak punya uang, yang sudah berjalan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung saja belum selesai hingga saat ini dan kesulitan modal oleh karena biaya waktu yang mangkrak,” ungkapnya.