Jumat, 22 November, 2024

Nyinyiri Mendiang Ridwan Saidi, Tokoh Betawi Ultimatum Ruhut Sitompul

TajukPolitik – Politisi PDIP, Ruhut Sitompul mengunggah sepenggal video yang memperlihatkan dokumentasi Ridwan Saidi ketika di atas panggung. Ruhut pun pun menulis salam perpisahan dan ucapan duka cita atas kepergian sang budayawan Betawi tersebut.

“Selamat jalan Sahabatku Bang RS (Ridwan Saidi),” tulis Ruhut lewat akun Twitter @ruhutsitompul.

Dalam narasi lanjutannya, dalam unggahan Ruhut justru terkesan bersyukur atas kepergian Ridwan Saidi. Usut punya usut, hal itu dikarenakan selama masa hidupnya, Ridwan Saidi merupakan pendukung bakal calon presiden, Anies Baswedan.

“Selamat jalan SahabatKu Bang RS, akhirnya Bakal Calon Presiden ga’benar pendukungnya satu persatu dipanggil yang Maha Kuasa Tuhan “Gusti Mboten Sare” MERDEKA,” kicau Ruhut.

Cuitan Ruhut ini pun dikecam oleh Ketua Umum Bamus Sukj Betawi 1982, Zainuddin alias Haji Oding. Menurut Oding, Ruhut telah bersikap kurang ajar karena menyinyiri berpulangnya Ridwan Saidi.

“Bacot Ruhut ga ada sekolahnya! Kami marah. Kami anak Betawi menunggu permintaan maaf 2×24 jam. Kalau tidak, lihat sendiri nanti,” kata Haji Oding, Selasa (27/12).

Menurut Haji Oding, Ridwan Saidi merupakan sosok panutan, guru, dan budayawan yang sangat dihormati. Haji Oding menegaskan, cuitan Ruhut telah melukai perasaan kaum Betawi dengan ucapannya di Twitter yang mengaitkan meninggalnya Ridwan Saidi ke dalam masalah politik.

“saya tunggu permohonan maaf Ruhut sesegera mungkin kepada keluarga almarhum dan kepada kami kaum Betawi,” tegasnya.

Sementara itu, anggota DPD RI, Dailami Firdaus juga turut menyesalkan cuitan Ruhut yang notabene sebagai orang yang berpendidikan.

“Sebagai orang yang berpendidikan, ucapan pastinya akan selalu dijaga supaya tidak melukai hati siapapun itu,” ucap Dailami.

Menurut Dailami, cuitan Ruhut bisa menimbulkan gejolak di masyarakat Betawi. Terlebih, saat ini sudah masuk tahun politik.

Untuk itu, Dailami meminta semua elemen masyarakat untuk sama-sama menjaga kondusivitas supaya tidak ada gesekan baru di masyarakat.

“Mari kita sama-sama menjaga stabilitas politik di Indonesia tanpa menyingung perasaan hati seseorang. Apalagi menyangkutpautkan dengan seseorang yang sudah wafat,” pungkas Dailami.

(dcn)

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini