TAJUKNASIONAL.COM Kembang api telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan malam tahun baru di berbagai belahan dunia.
Dentuman dan cahaya warna-warni di langit malam kerap menjadi simbol kemeriahan dalam menyambut pergantian tahun. Namun, di balik tradisi tersebut, kembang api memiliki sejarah panjang yang berawal ribuan tahun lalu.
Melansir Australian Broadcasting Corporation (ABC), tradisi penggunaan kembang api bermula di Tiongkok pada masa Dinasti Han sekitar tahun 202 SM hingga 220 M. Pada masa itu, masyarakat melemparkan batang bambu ke dalam api untuk menghasilkan suara ledakan yang dipercaya mampu mengusir roh jahat.
Beberapa sejarawan juga mengaitkan asal-usul kembang api dengan Dinasti Song yang berlangsung pada tahun 960 hingga 1279 M.
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Catat Kumpulan Ucapan Natal untuk Atasan, Sopan, dan Berkesan
Saat itu, masyarakat mulai membuat petasan sederhana dari tabung kertas yang diisi bubuk mesiu dan sumbu. Petasan tersebut kemudian disusun dalam jumlah besar dan dinyalakan dalam berbagai perayaan.
Penggunaan kembang api kala itu tidak hanya terbatas pada pergantian tahun, tetapi juga digunakan dalam acara penting seperti pernikahan dan kelahiran sebagai simbol perlindungan dan keberuntungan.
Memasuki abad ke-14, kembang api mulai menyebar ke Eropa dan semakin populer pada abad ke-17.
Produksi kembang api secara massal mulai berkembang pada tahun 1830-an, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap pertunjukan visual dalam perayaan.
Pada masa Renaisans Italia (1340–1550), kembang api mengalami perkembangan pesat. Para ahli api atau pyrotechnician bertanggung jawab atas pertunjukan kembang api dalam acara-acara besar.
Baca juga: Link Twibbon Natal 2025 dan Tahun Baru Ramai Digunakan, Ini Cara Ikut Merayakannya



