Minggu, 2 November, 2025

Mengenal Red Command, Geng Narkoba Paling Ditakuti di Brasil yang Diburu Presiden Lula da Silva

TAJUKNASIONAL.COM Dunia menyorot aksi brutal operasi besar-besaran yang digelar pemerintah Brasil terhadap geng narkoba Red Command atau Comando Vermelho (CV).

Langkah keras Presiden Luiz Inácio Lula da Silva ini menewaskan 132 orang di dua wilayah kumuh Rio de Janeiro yang dikenal sebagai markas kelompok tersebut.

Ratusan jasad dilaporkan tergeletak di jalanan, sebagian diduga dieksekusi tanpa proses hukum.

Sejumlah organisasi hak asasi manusia (HAM) hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam tindakan aparat yang dinilai berlebihan.

Meski demikian, Presiden Lula tetap menegaskan bahwa operasi ini adalah bagian dari pemberantasan kejahatan terorganisir yang selama ini menguasai banyak wilayah di Brasil.

Baca Juga: Razia Berdarah di Brasil, Polisi Bantai 132 Orang Diduga Anggota Kartel Narkoba

“Kita tak boleh membiarkan kejahatan terorganisir menghancurkan keluarga dan menyebarkan narkoba serta kekerasan di kota-kota,” ujar Lula di platform X.

Asal Usul Red Command

Red Command merupakan kelompok kriminal tertua dan paling berpengaruh di Brasil, lahir pada masa rezim diktator militer (1964–1985).

Kelompok ini muncul dari aliansi antara penjahat dan tahanan politik di penjara Candido Mendes, Pulau Ilha Grande, Rio de Janeiro.

Awalnya mereka membentuk organisasi kiri bernama Falange Vermelha, namun seiring waktu berubah menjadi sindikat kejahatan bernama “Comando Vermelho” atau Komando Merah.

Pada akhir 1970-an, geng ini mulai menyebar ke jalanan Rio dan menjalankan aktivitas kriminal seperti perampokan dan pemerasan.

Namun sejak 1980-an, Red Command beralih menjadi penguasa perdagangan narkoba, bekerja sama dengan kartel Kolombia untuk mendistribusikan kokain ke seluruh Amerika Selatan.

Baca Juga: Indonesia–Korsel Sepakati Akselerasi Investasi dan Industri Masa Depan

Kekuasaan dan Konflik

Menurut Insight Crime, pada puncak kekuasaannya tahun 2005, Red Command menguasai lebih dari separuh wilayah keras di Rio de Janeiro dan memiliki jaringan kuat di penjara-penjara seluruh Brasil.

Basis utamanya berada di Amazonas, dengan jaringan sekunder di Mato Grosso dan koneksi bisnis ke Bolivia sebagai pemasok kokain.

Kelompok ini juga terlibat konflik berdarah dengan rival utamanya, Primeiro Comando da Capital (PCC), dalam perebutan wilayah perdagangan narkoba.

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini