TAJUKNASIONAL.COM Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menguji dua teknologi gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) sebagai bagian dari langkah strategis mengurangi ketergantungan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG).
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut, kedua teknologi yang diuji berasal dari dua konsorsium berbeda: satu dari China, dan satu lagi merupakan kolaborasi antara Korea Selatan dan Eropa.
“Sekarang kami lagi uji feasibility study (FS)-nya dengan teknologinya, tetapi ancang-ancangnya sudah ada dua, satu dari China, satu lagi gabungan antara Korea dan Eropa,” ujar Bahlil di Jakarta, Selasa (27/10).
Menurut Bahlil, hasil uji kelayakan tersebut akan menjadi penentu bagi pemerintah dalam memilih teknologi terbaik yang akan digunakan di proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Indonesia.
Baca Juga: Bahlil Dorong Pemuda Masjid Jadi Penggerak Ekonomi dan Ilmu Pengetahuan Umat
Bahan Baku dan Infrastruktur Dinyatakan Siap
Bahlil menegaskan, kesiapan infrastruktur maupun bahan baku dalam negeri tidak menjadi kendala dalam implementasi kebijakan DME.
Indonesia memiliki cadangan batu bara berlimpah, termasuk jenis berkalori rendah yang sesuai untuk kebutuhan proses gasifikasi.
“Batu bara kita cadangannya banyak, dan teknologinya sekarang sudah jauh lebih efisien. Jadi ini akan jauh lebih baik,” kata Bahlil.
Ia menambahkan, proyek DME menjadi bagian dari 18 proyek prioritas hilirisasi energi yang telah diselesaikan tahap konsep dan pre-feasibility study (pra-FS) oleh Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional.
Baca Juga:Bahlil Lahadalia Dorong Pemuda Masjid Jadi Pusat Gerakan Ekonomi dan Ilmu Pengetahuan
DME Jadi Solusi Pengganti LPG Impor
Mengutip laman resmi Kementerian ESDM, DME memiliki karakteristik kimia dan fisika yang sangat mirip dengan LPG. Karena kesamaannya, DME dapat memanfaatkan infrastruktur LPG yang sudah ada saat ini, termasuk tabung, fasilitas penyimpanan, dan sistem distribusi.
Proyek ini ditargetkan mampu mengurangi impor LPG nasional yang mencapai 6,91 juta metrik ton per tahun, dari total kebutuhan domestik sekitar 8–9 juta ton.
Saat ini, produksi LPG dalam negeri baru mencapai 1,97 juta ton.



