Sabtu, 25 Oktober, 2025

Wamenaker Dorong Kolaborasi Pendidikan dan Industri untuk Perkuat Lulusan Vokasi

TAJUKNASIONAL.COM Konferensi Perkumpulan Ahli Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia (Paptekindo) 2025 menjadi momentum strategis memperkuat arah pendidikan vokasi nasional agar semakin relevan dengan kebutuhan industri modern dan kemajuan teknologi digital.

Kegiatan bertajuk 12th Convention & International Conference Paptekindo 2025 tersebut digelar di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Rabu (15/10/2025), dengan menghadirkan akademisi, praktisi industri, dan pemerintah.

Dalam kesempatan itu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Afriansyah Noor, menegaskan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Menurutnya, sinergi tersebut menjadi kunci agar lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan perguruan tinggi vokasi mampu langsung terserap oleh industri.

“Yang kita harapkan, lulusan SMK dan perguruan tinggi vokasi bisa langsung bekerja di sektor industri. Dunia berubah cepat, teknologi semakin maju, dan kita harus menyesuaikan diri,” ujar Afriansyah Noor.

Baca Juga: AHY Ajak Mahasiswa Unila Bangun Kepemimpinan Kolaboratif Menuju Indonesia Emas 2045

Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah tengah mengkaji peningkatan jenjang pendidikan vokasi agar lulusan SMK bisa disetarakan dengan Diploma 1 (D1) atau Diploma 2 (D2). Upaya ini, kata Afriansyah, diharapkan mampu memperkuat posisi lulusan di pasar kerja.

Lebih lanjut, Afriansyah menyebut bahwa sistem pendidikan di Indonesia masih terlalu teoritis, sementara industri membutuhkan tenaga yang memiliki keterampilan praktis. Karena itu, Kementerian Ketenagakerjaan mendukung langkah Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) yang kini tengah menyiapkan regulasi baru berbasis praktik industri.

“Mahasiswa dan lulusan vokasi harus matching dengan kebutuhan lapangan kerja. Selama ini, banyak lulusan SMK masih perlu pelatihan tambahan di Balai Latihan Kerja. Ke depan, hal ini harus kita perbaiki bersama,” tegasnya.

Afriansyah menilai, persoalan utama bukan pada ketersediaan lapangan kerja, melainkan pada sistem pendidikan yang belum sepenuhnya terhubung dengan dunia industri (link and match). Melalui forum Paptekindo ini, pemerintah berharap ada keseragaman kurikulum antar lembaga pendidikan vokasi untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul, berdaya saing, dan siap menghadapi era digital.

IKUTI BERITA TERBARU TAJUK NASIONAL, MELALUI MEDIA SOSIAL KAMI

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini