Minggu, 22 Desember, 2024

Pemerintah Selalu Jual Janji dan Harapan Palsu Demi Ambisi Bangun IKN

TajukPolitik – Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Muhammad Said Didu kembali angkat suara soal proyek Ibu Kota Negara (IKN).

Melalui akun Twitter pribadinya @msaid_didu, ia menyebut mega proyek yang dicanangkan Presiden Joko Widodo ini menjual harapan palsu.

“Selalu jual janji dan harapan palsu,” tulis Said Didu dalam twitternya, yang dikutip TajukPolitik Kamis (27/10) .

Hal itu dilontarkan pria yang akrab Didu ini, menyusul pernyataan Menteri Investasi Bahlil Lahadila.

Ia mengatakan pemerintah memasang target investasi Rp 1.400 triliun pada 2023, yang salah satunya disumbang oleh proyek ibu kota negara baru.

Bahlil Lahadalia mengklaim akan ada investasi sebesar Rp 200 triliun untuk pembangunan IKN tahap pertama. Pemerintah merencanakan pembangunan IKN tahap pertama berlangsung pada tahun 2022 sampai 2024.

“Investasi minimal Rp 200 triliun itu akan bisa kami wujudkan dalam pembangunan proyek IKN di tahap pertama,” ucap Bahlil dalam konferensi pers realisasi investasi triwulan III tahun 2022 di Jakarta, Senin (24/10/2022).

Pemindahan dan pembangunan IKN direncanakan berlangsung dalam lima tahap yang meliputi tahap I tahun 2022-2024, berikutnya tahap II tahun 2025-2029; tahap III tahun 2O3O-2O34; tahap IV tahun 2O35-2039; dan tahap V tahun 204O-2O45.

Dia mengungkapkan, sejumlah negara Eropa telah menyampaikan penawaran dan sebagian bahkan telah dibawa kepada Presiden Jokowi. Adapun kebutuhan investasi untuk pembangunan IKN sampai 2024 mencapai Rp 466-486 triliun.

Tanggapan Didu pun, sontak mengundang perhatian warganet. Pengguna Twitter @Hendri_Mantis misalnya, berspekulasi bahwa IKN memang sudah diobral.

“Sudah diobral Puang bisa jadi targetnya tercapai, tapi entahlah berguna buat rakyat atau tidak yang pasti diduga masyarakat lokal akan kesulitan dikemudian hari,” ujarnya.

Ada pula yang menyinggung soal pemimpin. Menurutnya, dalam menghadapi tantangan ini, dibutuhkan pemimpin yang tegar.

“Indonesia butuh pemimpin yang tegar menghadapi ancaman negara lain jangan cuma busanya mengeluh rakyat yang di korbankan semua itu demi rakyat rakyat kuat, ekonomi juga kuat, tergantung pemimpinya klau pemimpinya pro rakyat, akan maju negaranya jangan maju di tempat,” bebernya

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini