TajukPolitik – Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan ekonomi global akan dilanda resesi.
Namun, seberapa dalam dan lama resesi itu disebut tidak bisa diprediksi.
“Sepertinya, ekonomi global bakal masuki resesi. Seberapa dalam & berapa lama kita tdk tahu,”tulis SBY lewat akun Twitter pribadinya @SBYudhoyono, Rabu (26/10)
Ia juga meyakini badai resesi pasti berlalu jika semua negara melakukan upaya terbaik.
“Pada saatnya, badai pasti berlalu. Habis gelap, terbit lah terang. Begitu lah sejarah krisis ekonomi sejak depresi dahsyat tahun 1930-an. Syaratnya, dunia dan semua negara harus berikhtiar,” jelas SBY
Presiden dua periode ini menjelaskan resesi dalam arti luas adalah memburuknya perekonomian. Dalam kondisi tersebut, pertumbuhan ekonomi anjlok, inflasi tinggi, pengangguran meningkat, penghasilan dan daya beli turun, utang membebani fiskal serta terbatasnya sumber daya untuk menstabilkan ekonomi.
Menurutnya, semua negara akan diuji seperti saat resesi global 2008 silam. Ia mengatakan setiap negara bisa bertahan dan melangkah ke depan atau bisa saja terjatuh dan membutuhkan waktu lama untuk bangkit kembali.
“Sukses itu fungsi dari ikhtiar. Juga hasil dari proses dan kecakapan. Atasi krisis perlu ketepatan dan kecepatan. First thing first. Insya Allah kita bisa,” tulis SBY.
Sebelumnya, SBY pernah mengatakan dunia bisa mengalami krisis di tiga sektor secara berbarengan (triple crises), salah satunya krisis ekonomi.
Hal itu terjadi seiring ancaman resesi yang mengintai ekonomi global dan kecamuk perang antara Rusia-Ukraina belakangan ini. SBY mengatakan berkaitan dengan resesi ekonomi, IMF dan Bank Dunia sudah memberikan peringatan.
Sementara itu berkaitan dengan perang di Ukraina, SBY mengatakan belakangan situasinya makin membahayakan bagi keamanan internasional.
Ia mengatakan jika perang di Ukraina makin ‘liar’ dan tidak terkendali, bukan tidak mungkin terjadi perang dunia disertai penggunaan senjata nuklir.
“Kita tahu dampak buruk jika krisis ekonomi global terjadi disertai ‘cost of living crisis’, dan perang besar terjadi di Eropa yg melibatkan Barat (AS dan sekutunya) melawan Rusia & sekutunya. Tentunya kita tidak ingin mengalami lagi Great Depression sebelum Perang Dunia II dulu,” ujar SBY lewat akun Twitter resminya @SBYudhoyono, Selasa (11/10) lalu.
Jika keadaan semakin tidak terkendali, di tengah goncangan ekonomi dan keamanan global, sementara pandemi covid-19 masih ada, penyelamatan bumi dari pemanasan global akan gagal karena dunia tidak lagi peduli dan tidak menjadikannya prioritas.
“Dunia bisa alami ‘triple crises’ – keamanan, ekonomi dan lingkungan,” ujarnya.
Oleh karena itu, SBY meminta para pemimpin dunia, termasuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk bertindak secara nyata untuk menyelamatkan dunia.