TAJUKNASIONAL.COM – Tenun ikat Dayak atau tenun ikat khas Sintang bukan sekadar kain biasa.
Kain tradisional ini merupakan simbol kuat dari kebudayaan Suku Dayak di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Di balik keindahannya, terdapat berbagai fakta menarik yang menunjukkan betapa kayanya nilai budaya yang terkandung dalam sehelai kain ini.
Lebih dari sekadar busana, tenun ikat Dayak memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Dayak.
1. Sarat Makna
Kain ini sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari, namun juga memegang fungsi sakral dalam berbagai upacara adat.
Setiap helai benang dan motif pada kain ini menyimpan makna mendalam, mulai dari kisah tentang alam, keseharian masyarakat, hingga kepercayaan spiritual yang dipegang teguh oleh suku Dayak.
Tenun ikat juga menjadi medium bagi masyarakat Dayak untuk melestarikan warisan leluhur mereka.
Setiap penenun tak sekadar membuat kain, melainkan sedang merajut kisah, identitas, dan nilai-nilai yang hidup dalam budaya mereka. Karena itu, kain ini dapat disebut sebagai narasi visual yang menyuarakan identitas Dayak kepada dunia.
2. Ketelitian Dalam Membuat
Proses pembuatan tenun ikat Dayak membutuhkan ketelatenan dan kesabaran luar biasa.
Dibuat secara manual, selembar kain dapat memakan waktu hingga tiga bulan.
Mulai dari pemilihan benang, pewarnaan alami, hingga proses menenun dengan alat tradisional yang diwariskan secara turun-temurun, semuanya dilakukan dengan ketelitian tinggi.
Setiap simpul benang harus diikat dengan presisi, sebab kesalahan sekecil apa pun bisa merusak keseluruhan motif.
Salah satu ciri khas utama dari kain ini adalah teknik “ikat”, yakni proses mengikat benang sebelum pewarnaan.
Bagian benang yang diikat tidak menyerap warna, sedangkan bagian lainnya berubah warna setelah dicelup.
Setelah itu, benang-benang tersebut ditenun menjadi kain yang membentuk pola menawan hasil kombinasi warna yang unik.
Baca juga : Pemerintah Tekankan Peran Budaya dalam Penggerakan Ekonomi Kreatif dalam HUT PSBI ke-18