TajukPolitik – Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), akan menyampaikan rekomendasi hasil seminar bersama Universiti Kebangsaan Malaysia ke Forum G20 Summit di Bali, November mendatang.
“Iya memang secara formal kita akan susun, yang jelas esensinya adalah kita ingin menjadi bagian, turut ambil peran bahwa urusan hubungan internasional bukan hanya milik antarpemerintah antarnegara, tapi juga civil society semacam TYI dan Universiti Kebangsaan Malaysia,” jelas AHY saat konferensi pers setelah acara seminar ‘Geopolitik dan Keamanan Internasional, Ekonomi Global, & Perubahan Iklim’ di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2022).
AHY juga menyinggung perang antara Rusia dan Ukraina.
“Saya berharap jangan sampai konflik-konflik yang terjadi di sana berujung kembalinya dunia pada Perang Dingin atau bahkan perang nuklir,” tambahnya.
Menurut AHY, peserta acara telah sepakat kalau perang Rusia-Ukraina memicu terjadinya perang dunia ketiga, apa lagi melibatkan nuklir, luar biasa dahsyatnya akan menghancurkan kita semua.
“Saya menyarankan agar G20 Summit di Bali nantinya juga menjadi ajang pertemuan bilateral antarnegara. Jangan sampai nanti G20 hanya jadi gimik politik,” tegasnya.
AHY menjelaskan ada rekomendasi yang sifatnya bagaimana kalau nanti dalam pertemuan G20 bisa dilakukan pertemuan bilateral tapi yang meaningful, bukan gimik, benar-benar menjadi bagian dari semangat untuk mencari solusi bersama.
“Kalau hanya gimik politik, apalagi itu hanya sekadarnya, menurut saya tidak akan terlalu berarti. Tetapi kalau benar-benar jadi pertemuan, bukan hanya di antara negara-negara G20 ada di pojok-pojok pertemuan pertemuan bilateral antarpemimpin yang lebih konkret, untuk sekali lagi menemukan solusi untuk yang lebih baik untuk semua,” pungkasnya.