TAJUKNASIONAL.COM – Cacar api atau herpes zoster masih menjadi penyakit kulit yang kerap diremehkan, meski dampaknya bisa sangat mengganggu dan menimbulkan komplikasi serius.
Penyakit ini disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster, virus yang sama dengan penyebab cacar air.
Ahli Dermatologi dan Venereologi, dr. Frieda Sp.DVE, menjelaskan bahwa setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tidak sepenuhnya hilang dari tubuh.
“Virus varicella-zoster tetap bersembunyi di sistem saraf dan bisa aktif kembali saat daya tahan tubuh melemah, sehingga menyebabkan cacar api,” ujarnya dalam webinar Fakta vs Mitos Cacar Api, Selasa (17/6/2025).
Penularan cacar api terjadi melalui kontak langsung dengan cairan dari lepuhan di kulit penderita yang sedang aktif terinfeksi.
Baca juga: Kasus Pertama Cacar Monyet Ditemukan di Indonesia, Epidemiolog Sebut Pentingnya Surveilans
Gejalanya meliputi rasa nyeri pada kulit, ruam yang muncul di satu sisi tubuh, lenting berisi air, demam, serta sensitif terhadap cahaya. Umumnya, gejala berlangsung antara 14 hingga 28 hari.