TajukPolitik – Pengamat Kebijakan Publik dan Transportasi Bambang Haryo Soekartono (BHS) menilai harga BBM di dalam negeri jauh tidak rasional dibandingkan harga BBM di negara tetangga, Malaysia.
Dia mencontohkan harga BBM di Kinabalu, Malaysia. Kota itu berbatasan dengan ujung utara Pulau Kalimantan. Di sana BBM sangat berlimpah. Umumnya disediakan oleh Petronas, Shell, dan Petron. Dia menemukan BBM oktan 95 dijual dengan harga MYR 2,05 atau setara Rp 6.700. Harga itu sudah disubsidi pemerintah setempat.
“Harga ini jauh lebih murah dibanding Pertalite oktan 90 yang disubsidi di Indonesia yaitu sebesar Rp 10.000 saat ini. BBM subsidi di wilayah pedalaman Malaysia tersebut pun sangat mudah didapatkan oleh masyarakat setempat,” kata ungkap pria yang biasa disapa BHS itu dalam keterangannya, Rabu (12/10).
Dia juga mengungkap BBM jenis diesel atau solar untuk angkutan logistik di Malaysia. Di sana untuk Shell Fuelsave Diesel dijual seharga MYR 2,15 atau setara dengan Rp 7.095. “Jenis itu tersedia di semua pom bensin yang ada di wilayah tersebut,” sebutnya.
Harga itu menurut dia sangat kontras dibanding di Indonesia. Di Indonesia, Shell Fuelsave Diesel dijual seharga Rp 18.140 per liter. Di Indonesia solar subsidi campuran minyak sawit 30 persen atau diesel kualitas rendah dijual Rp 6.800 per liter. Di Wilayah pedalaman Kalimantan solar sering habis
“Kondisi ini diperburuk dengan rakyat yang harus membeli dengan harga dua kali lipat dari harga yang sebenarnya. Fakta ini terjadi di wilayah pedalaman Kaltim, Kalbar, dan Kalteng,” tandasnya.
Mantan wakil sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu juga membandingkan jumlah total subsidi yang disediakan pemerintah Malaysia pada 2022. Berdasar data yang diperolehnya, anggaran subsidi BBM di Malaysia MYR 30 miliar atau setara Rp 99 triliun.
“Jumlah tersebut untuk mensubsidi kebutuhan 15,5 juta mobil dan 17,5 juta motor dengan konsumsi BBM Oktan 95. Diesel juga disubsidi untuk angkutan logistik dan publik tanpa batasan kuota,” ujarnya.
Di Indonesia, Pemerintah menyubsidi BBM pertalite (Oktan 90) dan biodiesel berkualitas rendah untuk angkutan publik dan logistik massal sebesar Rp 650 triliun untuk tahun 2022. Angka subsidi itu disediakan untuk 15,6 juta mobil dan 112 juta sepeda motor. “Pembelian BBM subsidi di Indonesia dengan aturan batasan kuota. Beberapa daerah sulit untuk mendapatkan BBM subsidi,” terangnya.
Ketua Harian MTI Jawa Timur itu menilai total anggaran nilai subsidi BBM di Indonesia berikut dengan layanannya, jauh dibandingkan Malaysia. “Tidak masuk akal dan sudah sepatutnya Pertamina harus diaudit oleh lembaga independen,” desaknya.