TajukPolitik – Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu, menanggapi soal isu yang melibatkan nama Kapolda serta Wakapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta dan Brigjen Slamet Hadi Supraptoyo
Sebagai informasi, baru-baru ini beredar isu bahwa Nico dan Slamet merupakan dalang di balik penembakan gas air mata ke tribun dalam tragedi Kanjuruhan setelah pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya.
Tak hanya itu, keduanya bahkan disebut sebagai anak buah Ferdy Sambo yang tergabung dalam tim Satgasus Merah Putih.
Tudingan itu sendiri disampaikan oleh netizen melalui akun Twitter @dinagustavsson pada Senin (3/10/2022).
Dalam sebuah cuitan yang dibuatnya, ia menyebut kalau Kapolda dan Wakapolda Jatim itu merupakan tim Satgasus Merah Putih yang sempat dipimpin oleh Ferdy Sambo sebelum dirinya terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Menurut pengguna akun @dinagustacsson, Nico dan Slamet berada di Stadion Kanjuruhan saat kericuhan terjadi. Mereka bahkan dituding sebagai orang yang memerintahkan penembakan gas air mata ke tribun.
“Kapolda-Wakapolda Jatim yang merupakan Tim satgasus merah putih ini pada tanggal 1 oktober 2022 berada di stadion Kanjuruhan ikut menonton pertandingan Bola,” tulis @dinagustavsson pada Senin (3/10/2022).
Ia menambahkan, “Mereka berdua yang memerintahkan tembakan gas airmata beracun ke tribun hingga menewaskan 230 jiwa, korban anak-anak.”
Pengguna akun itu bahkan menuding kalau penembakan gas air mata tersebut menjadi desain untuk menutupi kasus Ferdy Sambo agar publik tidak memerhatikannya lagi
Melihat cuitan tersebut, Said Didu pun memberikan respon, ia menilai negara ini sudah rusak jika apa yang disampaikan oleh @dinagustavsson benar adanya.
“Jika benar demikian – betapa rusaknya negeri ini,” ujarnya dikutip Populis.id dari cuitan akun @msaid_didu yang diunggah pada Selasa (4/10/2022).
Balasan Said Didu pun langsung menuai berbagai macam komentar dari netizen. Meski begitu, tudingan yang disampaikan oleh @dinagustavsson sendiri belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
“Samboisme,” kata @rizal_**.
“woww, ini masuk radar ga sih,” pungkas @basus**.
“kita tunggu hasil investgasi TPF yg dipimpin Prof @mohmahfudmd, mohon bersabar ya,” jelas @Msw_d**.
“Ngeri ngeri,” tutur @ant1ce**.
“Ptdh kapolda jatim dan kapolres Malang sebagai bentuk pertanggungjawaban jawaban,” imbuh @JokoSulaim**.
Tak hanya itu, masih ada komentar warganet lainnya dalam cuitan Said Didu yang sudah di-retweets dan disukai ratusan kali tersebut.
Sementara itu, Kapolda Jatim sendiri sebelumnya sempat menyebut bahwa saat para penonton mau keluar, ada penumpukan yang terjadi sehingga menyebabkan sesak napas.
“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen,” jelasnya, dikutip dari Antara pada Selasa (4/10/2022).
Sedangkan Mabes Polri menyatakan akan mendalami penggunaan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan tersebut.
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan, “Itu bagian dari materi yang sedang didalami.”
Terkait Ferdy Sambo, Kapolda Jatim Nico memang sempat disebut kerap membantu skenario Ferdy Sambo soal pelecehan seksual dan tembak-menembak antara Brigadir J bersama Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dan Kapolda Sumatra Utara Irjen R.Z. Panca Putra Simanjuntak.
“Nico dan Panca bertugas melobi para pejabat utama Polri. Seperti Komisaris Jenderal Agung Budi Maryanto dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Agus Andianto,” bunyi keterangan dari Majalah Tempo.