Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah mengambil langkah berani dan strategis dengan memutuskan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih), yang akan hadir di 70.000 desa di seluruh Indonesia.
Keputusan ini bukan hanya sekadar janji, tetapi sebuah terobosan nyata dalam membangun kemandirian ekonomi desa dan menciptakan stabilitas harga pangan yang lebih adil.
Pembangunan Kopdes Merah Putih merupakan langkah revolusioner dalam menyelesaikan masalah klasik dalam sektor pertanian: ketimpangan harga.
Selama ini, petani seringkali mendapatkan harga yang rendah untuk hasil pertanian mereka, sementara konsumen di pasar harus membeli dengan harga yang tinggi.
Koperasi Desa Merah Putih hadir untuk memotong rantai distribusi yang panjang dan merugikan, memastikan harga pangan lebih terjangkau bagi masyarakat dan lebih menguntungkan bagi petani.
Dengan melibatkan sekitar 64.000 gabungan kelompok tani (gapoktan), program ini siap membuka jalan bagi desa-desa untuk mengelola dan memasarkan hasil pertanian mereka sendiri.
Koperasi ini akan menjadi pusat ekonomi mandiri yang memperkuat kemandirian desa, menjadikan desa sebagai pilar utama dalam perekonomian Indonesia.
Tidak hanya itu, koperasi ini akan membawa perubahan positif dengan menciptakan sistem distribusi yang lebih efisien dan mengurangi ketergantungan pada pihak-pihak luar.
Dana yang dibutuhkan untuk membangun Kopdes Merah Putih akan dialokasikan melalui dana desa yang disediakan setiap tahun, sehingga setiap desa dapat mengumpulkan hingga Rp5 miliar dalam waktu lima tahun.
Kerja sama dengan Himpunan Bank Negara (Himbara) juga akan mempercepat pendanaan, memberikan fondasi yang kuat bagi keberlanjutan program ini.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah, Kopdes Merah Putih diharapkan tidak hanya memperbaiki sistem distribusi pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan membangun ekosistem ekonomi desa yang lebih mandiri.
Ini adalah langkah konkret menuju Indonesia yang lebih adil dan sejahtera. Koperasi Desa Merah Putih adalah masa depan ekonomi desa yang lebih berdaya dan harga pangan yang lebih stabil.
Oleh Dede Prandana Putra (Pemerhati Sosial-Politik)
