TajukNasional Pemerintah Indonesia berencana melaksanakan operasi modifikasi cuaca untuk mengatasi banjir yang melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Langkah ini diumumkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, dalam rapat koordinasi daring dengan BMKG, Basarnas, dan BNPB pada Selasa, 4 Maret 2025.
Pratikno menjelaskan bahwa pembiayaan untuk operasi modifikasi cuaca tidak hanya akan ditanggung oleh BNPB, tetapi juga oleh pemerintah provinsi (pemprov) setempat.
“Saya ingin menegaskan bahwa operasi modifikasi cuaca ini bukan hanya dari BNPB, tapi juga dari pemprov. Apakah memungkinkan pemprov menyediakan pendanaan untuk operasi ini dalam waktu singkat?” kata Pratikno.
Ia juga menekankan pentingnya segera melakukan modifikasi cuaca karena hujan deras diperkirakan akan terus mengguyur Jabodetabek selama sepekan ke depan.
Menurut BMKG, puncak curah hujan tinggi diperkirakan terjadi pada periode 11 hingga 20 Maret 2025, terutama di wilayah hulu Sungai Ciliwung, Puncak Bogor, Jawa Barat.
Pratikno menyatakan bahwa operasi modifikasi cuaca bertujuan mengurangi beban di hulu sungai agar aliran air tidak terus mengarah ke hilir.
“Jika mendung di laut bisa dikurangi, beban itu mungkin bisa berkurang,” ujarnya.
Pratikno juga menekankan pentingnya keselamatan masyarakat, terutama menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Ia menginstruksikan agar pihak terkait meminimalisir gangguan yang dapat menghambat aktivitas warga.
Selain itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa cuaca ekstrem di Jabodetabek akan berlanjut hingga sepekan ke depan, dengan puncak curah hujan diperkirakan pada 10-11 Maret 2025.
Masyarakat diminta untuk terus memperbarui informasi cuaca guna mengantisipasi potensi bahaya yang ditimbulkan.
