TajukPolitik – Pengamat politik Muhammad AS Hikam berpendapat, pidato Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam Rapimnas Demokrat layak untuk dicermati.
Menurut dia, meski pidatonya masih memakai gaya teatrikal lama dan rada kaku, namun pesan-pesan tentang visi dan strategi politik yang disampaikan cukup bagus dan memiliki landasan rasionalitas.
“Orientasi pembangunan berorientasi manusia namun tak mengesampingkan pembangunan infrastruktur, patut dijadikan bahan perbincangan publik. Demikian pula kritik terhadap IKN dan kondisi ekonomi rakyat kekinian,” kata AS Hikam kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (17/9).
Disisi lain, Akademisi Universitas Presiden ini melihat hal menarik ketika AHY menyinggung kebebasan berpendapat era Presiden Joko Widodo dengan kehidupan berdemokrasi saat ini dengan mengutip pidato KH Hasyim Asy’ari dalam harlah NU ke 11 di Banjarmasin tahun 1936 yang menggarisbawahi pentingnya kebebasan berbicara bagi rakyat.
Padahal, kata AS Hikam, saat itu RI masih dalam era di bawah kolonialisme.
“Pidato politik AHY bisa menjadi salah satu bahan wacana publik jelang 2024 yang menarik dan substantif, terlepas dari setuju atau tidak dengan substnsi dan solusi yang jadi muatannya,” demikian AS Hikam.
Dalam forum Rapimnas Partai Demokrat tersebut, ia juga menampung tiga isu permasalahan yang menjadi harapan rakyat agar bisa dicari solusinya. Pertama adalah permasalahan ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Kedua adalah isu kebebasan berekspresi dan demokrasi. Pasalnya, ia sering mendengar masyarakat yang kini merasa takut dan terintimidasi akibat suaranya berusaha untuk dibungkam oleh segelintir pihak.
Terakhir adalah isu pelanggaran hak asasi manusia dan keadilan. Harapannya, seluruh kader dan simpatisan Partai Demokrat fokus dalam menyelesaikan tiga isu tersebut dan terus memprioritaskan rakyat.
“Kita berharap bahwa atas semua permasalahan rakyat itu, Demokrat tetap hadir, tetap berjuang, peduli, dan berikan solusi yang terbaik. Sambil terus kita usung semangat perubahan dan perbaikan, sehingga InsyaAllah waktunya, momentumnya adalah Pemilu 2024,” ujar putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Seperti diketahui AHY juga mengkritisi kebijakan pemerintah yang memaksakan proyek IKN saat kondisi ekonomi terpuruk, serta utang pemerintah yang tembus 7 ribu triliun.