TajukNasional Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menanggapi spekulasi yang menyebutkan bahwa keputusan pemecatan Shin Tae-yong dari jabatan pelatih Timnas Indonesia dipengaruhi oleh tekanan dari mafia bola.
PSSI memutuskan untuk mengakhiri kerja sama dengan Shin Tae-yong pada Senin (6/1), dan langsung menunjuk Patrick Kluivert sebagai penggantinya. Keputusan ini menuai kontroversi, mengingat Shin Tae-yong telah membawa Timnas Indonesia tampil kompetitif di level Asia.
Erick Thohir menegaskan bahwa pemecatan Shin Tae-yong tidak ada kaitannya dengan mafia bola.
Dalam bincang-bincang di podcast Liputan6, Erick dengan tegas membantah adanya tekanan dari pihak luar yang memengaruhi keputusan tersebut.
“Bukan saya lah kalau itu, dan saya sangat keberatan. Kalau dibilang saya ditekan oleh mafia, saya bukan orang yang bisa ditekan,” ujar Erick.
Menurutnya, keputusan ini diambil dengan pertimbangan matang untuk kemajuan Timnas Indonesia.
“Ini semua pikiran waras, kita mau memberikan yang terbaik, hasil yang terbaik. Itu mimpinya. Piala Dunia itu mimpi, tapi harus dijalani dulu kesehariannya, bukan hanya mimpinya,” tambah Erick Thohir.
Erick juga menyebutkan bahwa pemecatan Shin Tae-yong telah dipikirkan dengan hati-hati dan bukan keputusan yang diambil berdasarkan emosi.
Ia mengungkapkan bahwa keputusan ini sudah dipertimbangkan sejak pertandingan melawan China.
“Kami diberikan amanah untuk sebuah kebaikan,” ungkapnya.
Setelah pemecatan Shin Tae-yong, PSSI mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru Timnas Indonesia pada Rabu (8/1).
Meskipun keputusan ini disambut dengan pro dan kontra, terutama terkait dengan pengalaman Kluivert sebagai pelatih, PSSI optimis bahwa perubahan ini akan membawa dampak positif bagi timnas.
Erick menegaskan bahwa Timnas Indonesia adalah milik bangsa, dan keputusan yang diambil selalu didasarkan pada kepentingan terbaik untuk tim.