TajukNasional Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul mengungkap arahan Presiden Prabowo Subianto terkait program prioritas pemerintah dalam bidang sosial.
Dalam pertemuan di Istana Negara, Prabowo menegaskan komitmennya untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara lebih terukur serta terpadu.
“Program pemberdayaan sosial harus tepat sasaran. Penanganan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial perlu data yang valid agar intervensinya terukur,” ujar Gus Ipul usai menghadiri Perayaan Hari Braille Sedunia di Jakarta, Minggu (5/1).
Menurutnya, pemerintah akan memastikan bahwa masyarakat yang menerima bantuan sosial (Bansos) tidak terus-menerus bergantung pada bantuan.
Prabowo menginginkan adanya peningkatan ekonomi bagi rakyat melalui program pemberdayaan.
“Programnya harus berkelanjutan. Dari penerima Bansos, mereka didorong naik kelas, dari miskin ekstrem ke miskin, dari miskin ke rentan, hingga akhirnya lebih mandiri melalui program pemberdayaan,” jelasnya.
Gus Ipul menekankan bahwa perlindungan sosial merupakan langkah awal sebelum masyarakat diarahkan ke program pemberdayaan. Nantinya, bantuan yang diberikan bukan hanya berupa Bansos, tetapi juga dalam bentuk modal usaha dan penciptaan pasar.
Presiden Prabowo menargetkan Kementerian Sosial untuk mendata persentase masyarakat yang ekonominya bisa meningkat pada 2025.
Gus Ipul menyebut bahwa dari 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), pemerintah menargetkan minimal 300 ribu orang setiap tahun dapat berpindah ke program pemberdayaan.
“Dengan 34 ribu pendamping sosial, jika setiap pendamping membina 10 orang, bisa mencapai 340 ribu penerima manfaat yang naik kelas. Bahkan, bisa lebih jika ada yang mampu menangani hingga 50 orang,” tuturnya.
Sebelumnya, Prabowo menggelar rapat koordinasi dengan para menteri di Kabinet Merah Putih di Istana Bogor, Jumat (3/1).
Sejumlah menteri hadir, termasuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming dan para menteri bidang ekonomi serta sosial, guna menyusun strategi penanganan kemiskinan ekstrem di Indonesia.