Rabu, 18 Desember, 2024

Kolaborasi Wujudkan Indonesia Bebas Stunting

Tajuk Nasional – Stunting menjadi salah satu hal yang mendapatkan perhatian serius dari Presiden Prabowo Subianto. Bahkan Presiden sampai membentuk Badan Gizi Nasional untuk mengurusi persoalan ini. Pasalnya, persoalan stunting bukan hanya masalah ketidakmampuan masyarakat dalam mencukupi kebutuhan pangan, tapi juga persoalan tidak efisiennya belanja-belanja pemerintah daerah.

Tidak efisiennya belanja pemerintah daerah ini diungkap oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian. Ia menyayangkan bahwa ada program stunting di daerah yang sampai ke masyarakat hanya 20 persen dari total anggaran. Sedangkan 60 persennya habis karena rapat-rapat koordinasi, studi banding, dan lain-lain, serta 20 persennya lagi habis untuk rapat-rapat evaluasi.

Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, makanan masih menjadi beban finansial utama. Dari data BPS tahun 2023, persentase pengeluaran dalam bidang makanan adalah 45,5 persen dari seluruh pengeluaran seseorang dalam setahun. Artinya, banyak rumah tangga mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka pada makanan dan membatasi mereka untuk mencukupi kebutuhan lainnya. Fakta lebih ekstrim menunjukkan, Indonesia menjadi negara dengan tingkat kelaparan tertinggi kedua di Asia Tenggara.

Program Makan Bergizi Gratis Presiden Prabowo Subianto akan menjadi langkah penting dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan dan ketimpangan ekonomi yang terus berkembang di Indonesia. Karena Program Makan Bergizi Gratis dapat membantu mendistribusikan pengeluaran rumah tangga lebih adil, memastikan bahwa makanan tidak lagi mendominasi perekonomian keluarga. Dengan menyediakan makanan gratis, terutama untuk anak-anak sekolah, pemerintah bertujuan untuk mengurangi beban finansial pada rumah tangga, khususnya di daerah dengan pendapatan lebih rendah.

Tapi tentunya program ini bukan sulap yang sekali jalan langsung menghilangkan persoalan. Program yang akan mulai dilaksanakan pada 2 Januari 2025 ini akan berjalan secara bertahap dengan target di tahun pertama adalah 40 persen. Tahun kedua 80 persen, dan pada tahun 2029 harapannya sudah mencapai 100 persen, dengan sasaran pembagian makanan 2 kali sehari, pagi dan siang hari. Sasaran program ini adalah siswa PAUD hingga SMA, balita, ibu hamil dan ibu menyusui.

Lebih penting dari itu semua, untuk mensukseskan, menurunkan angka stunting, dan mewujudkan Indonesia Emas 2045, dibutuhkan kolaborasi semua pihak. Tidak hanya kolaborasi untuk mendukung, tapi kolaborasi untuk mengawal dan mengkoreksi kebijakan-kebijakan yang seandainya tidak tepat sasaran. Seperti yang pernah diungkap Presiden Prabowo saat menjadi Menhan, “Kita harus mengoreksi diri kita sendiri. Negara kita ini kadang-kadang birokrasinya minta ampun”.

Marlon Sirait
Pegiat Ketahanan Pangan

- Advertisement -spot_imgspot_img
Berita Terbaru
- Advertisement -spot_img
Berita Lainnya
Rekomendasi Untuk Anda
- Advertisement -spot_img

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini