TajukNasional Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menekankan urgensi pengelolaan lahan dan tata ruang yang maksimal tanpa mengorbankan lahan pertanian. Hal ini sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan nasional di tengah perkembangan pembangunan.
Dalam paparannya, AHY menegaskan bahwa pengelolaan lahan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi konversi lahan pertanian yang berdampak pada pasokan pangan. Ia menyampaikan hal tersebut setelah menjadi pembicara dalam seminar internasional di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rabu (11/9).
“Pengaturan lahan harus dilakukan dengan hati-hati. Kita tidak ingin semua lahan di negeri ini beralih fungsi, terutama lahan sawah yang krusial untuk ketahanan pangan,” ujar AHY. Pernyataan ini menjadi penegasan atas komitmen Kementerian ATR/BPN untuk mengelola lahan sesuai peraturan yang berlaku agar tidak terjadi perubahan fungsi lahan sembarangan yang bisa merusak ekosistem pertanian.
AHY menekankan bahwa tata ruang yang baik sangat penting agar pembangunan tidak menghambat pertumbuhan ekonomi. Ia juga mengingatkan agar lahan tidak hanya dialihkan untuk kepentingan industri semata, karena tanpa tata ruang yang tepat, hal ini bisa berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.
“Kementerian ATR/BPN ingin memastikan bahwa pengolahan lahan dilakukan dengan tepat. Penataan tata ruang yang baik sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Selain itu, AHY juga menyoroti pentingnya sinergi dan kolaborasi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan berbagai lembaga terkait untuk menyelesaikan persoalan pengelolaan lahan dan tata ruang di seluruh daerah. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan pengelolaan lahan dapat dilakukan secara optimal tanpa mengorbankan lahan-lahan pertanian produktif.
“Kolaborasi antara semua pihak yang bertanggung jawab di lapangan sangat penting untuk menyelesaikan masalah ini,” tandasnya.
Pendekatan strategis yang ditawarkan AHY ini menunjukkan komitmennya dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan keberlanjutan lahan pertanian, terutama di era yang menuntut pengelolaan sumber daya dengan lebih bijak.
