TajukNasional Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus, dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, menandatangani dokumen kemanusiaan “The Istiqlal Declaration 2024” di Masjid Istiqlal pada hari Kamis.
Deklarasi ini bertujuan untuk mempromosikan kerukunan antarumat beragama dan mendorong nilai-nilai agama yang mendukung perdamaian dan saling menghormati.
Acara penandatanganan dimulai dengan perwakilan dari berbagai tokoh lintas agama, termasuk PBNU, PP Muhammadiyah, Permabudhi, Walubi, Matakin, Parisada Hindu, dan Kristen.
Mereka menyatakan sikap bersama untuk memajukan nilai-nilai agama demi mengalahkan kekerasan dan meningkatkan budaya hormat, martabat, bela rasa, rekonsiliasi, dan persaudaraan.
Setelah pernyataan sikap bersama, Paus Fransiskus dan Nasaruddin Umar menandatangani dokumen tersebut di hadapan hadirin yang menyaksikan dan memberikan tepuk tangan.
Usai penandatanganan, Paus Fransiskus mempersiapkan pidato sambutannya. Dalam kesempatan ini, Imam Besar Nasaruddin Umar juga meminta Paus Fransiskus untuk menjadi saksi dari fungsi terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Terowongan ini dibangun pada tahun 2023 oleh Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi untuk menghubungkan kedua tempat ibadah tersebut.
Nasaruddin menjelaskan bahwa terowongan tersebut bertujuan untuk menghubungkan dua rumah ibadah dengan fungsi yang sangat fungsional. Paus Fransiskus memberikan apresiasi terhadap terowongan ini, menggambarkannya sebagai simbol dialog antar-umat beragama.
Dalam pidatonya, Paus menggarisbawahi pentingnya terowongan ini sebagai tempat untuk melewati perbedaan dan membangun hubungan yang lebih harmonis.
Paus Fransiskus berharap bahwa terowongan ini akan membantu semua orang melihat satu sama lain sebagai saudara dan saudari dalam iman, serta mendorong dukungan dan pemahaman bersama di masa depan.