TajukPolitik – Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Demokrat, Herman Khaeron menyebut bahwa PT Timah Tbk tidak mengurus pertambangan timah di Provinsi Bangka Belitung (Babel).
Hal ini disampaikan Herman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PT Timah Tbk di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (2/4).
“Pertama saya tidak melihat spirit yang kuat hari ini. Kesanya ada ketidakmampuan manajemen dalam mengurus PT Timah ini. Kalau melihat dari pertumbuhan rugi laba saya kira pesimis. Apalagi saat ini dalam status yang tidak mudah, karena ini menjadi persoalan yang sangat rumit,” tutur Herman.
Dirinya juga merasa heran saat kinerja PT Timah alami penurunan, namun ada kasus korupsi Timah pihak lain yang sangat luar biasa.
“Meski itung-itunganya termasuk kerugian lingkungan 271 Trilun angka yang fantastik, jadi aneh,” ujarnya.
Herman mengungkapkan dirinya mengetahui hal tersebut ketika melakukan kunjungan ke Bangka Belitung.
“Saya pernah berkunjung ke PT Timah di Babel, saya sengaja dan berkunjung sendiri ke sana dan biaya sendiri.”
“Saya bertanya di sekitar masyarakat di sana, memang PT Timah nggak ngurus itu yang namanya kawasan pertambangannya PT Timah dengan baik,” ujarnya dikutip dari YouTube Komisi VI DPR RI.
Dengan kondisi yang dilihatnya tersebut, Herman pun menilai pantas jika banyak bermunculan penambang ilegal di Bangka Belitung.
“Maka itu pantas banyak pemain-pemain ilegal, masuk ke situ dan kemudian memanfaatkan celah-celah yang ini di luar konteks manajemen,” tuturnya.
Herman pun berharap dibentuknya Panitia Kerja (Panja) untuk memberikan rekomendasi perombakan manajemen terhadap struktur kepengurusan PT Timah.
“Kita butuh manajerial yang strong, butuh direksi yang strong, yang lempeng, yang sesuai dengan tagline-nya “Amanah”,” ujarnya.
Herman mengatakan, menurut sejarahnya timah ini menjadi pendapatan yang luar biasa sebelumnya,”Mengalahkan komoditas lainnya, timah adalah komoditas pertama yang menurut saya menjadi booming di Indonesia. Tetapi kalau kemudian salah urus akhirnya pemain-pemain ilegal main,” tukasnya.